Sidak Ikan di Pasar Tradisional, BKIPM Tidak Temukan Formalin

Jambi I Kabardaerah.com – Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kelas I Jambi sejak hari Rabu kemarin menggelar inspeksi mendadak (sidak) sejumlah pasar tradisional di Kota Jambi.

Kedatangan petugas BKIPM tersebut untuk melakukan pengujian sampel pada ikan yang dijual di Pasar Tradisional Angsoduo dan Pasar Kebunhandil, Kota Jambi.

Tidak itu saja, petugas juga menyambangi salah satu distributor ikan beku (cold storage) CV ASLA (Anugrah Sinar Laut Abadi) di kawasan Jambi Selatan.

Menurut Meliya Bahnan, Kasubsi Tata Pelayanan BKIPM Jambi, selain melakukan goes to market di pasar tradisional pihaknya juga melakukan coaching clinik, yakni pengujian formalin pada ikan dan udang.

Dari hasil pemeriksaan di dua pasar tradisional tersebut, dinyatakan tidak terindikasi mengandung formalin. “Sedangkan sampel dari CV ASLA berupa ikan tongkol, kembung, sarden laying biru, dan ikan bandeng, hasil pengujiannya negatif formalin,” ungkap Meliya kepada sejumlah media, Kamis (5/4/2018).

Diakuinya, pengujian sampel ikan secara gratis tersebut mendapat sambutan dan respon positif dari pedagang maupun para konsumen hingga kegiatan berlangsung.

“Kegiatan GEMASATUKATA, yakni gerakan masyarakat sadar mutu dan karantina) untuk sosialisasi tentang kesegaran ikan dan proses pemunduran mutu ikan dan pengujian formalin secara langsung pada beberapa ikan yang dijual di pasar,” ungkapnya.

Selama melakukan sosialisasi selama dua hari tesebut, masyarakat banyak yang bertanya kepada petugas perbedaan ikan berformalin dengan ikan segar dan ikan busuk.

Untuk metode penanganan ikan  dengan, katanya, prinsip 3C (cold, clean dan carefull), artinya penanganan ikan harus dilakukan secara berantai, yakni dingin, kondisi bersih dan hati2 agar kesegaran ikan dan mutunya sama seperti awal ketika ikan mati dan tidak mengalami kemunduran mutu.

Sedangkan ciri-ciri ikan berformalin diantaranya, mata bening, rata, insang pucat tidak berlendir, warna pucat tidak mengkilat, bau tidak spesifik ikan segar atau menyengat. Selanjutnya daging ikan kaku serta sirip kejang.

Untuk ciri-ciri ikan busuk, seperti matanya pudar, berkerut tenggelam dan cekung dibagian matanya. Insangnya berwarna coklat, berbau asam, warnanya pudar berlendir, berbau asam dan busuk, dagingnya berwarna merah terutama di sekitar tulang punggung dan sisiknya mudah lepas dan terapung.

Untuk ikan segar cirinya, matanya cerah bening, cembung menonjol, insangnya merah, berbau segar tertutup lendir bening, warnanya terang. Baunya segar seperti bau air laut, dagingnya kenyal bila ditekan bekasnya akan segera kembali, sisiknya menempel kuat pada kulit, daging perutnya elastis, ikannya utuh dan tenggelam di dalam air.

Meliya berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi konsumen maupun produsen sehingga peningkatan gizi masyarakat.

“Tujuan kita juga mewujudkan penyediaan pangan sehat untuk peningkatan gizi masyarakat dan mengedukasi akan bahaya zat aditif formalin pada ikan,” tandasnya. (azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *