Istri TNI-Kodim 0415/Batanghari ini, Hasilkan Ladang Bisnis Dari Kulit Buaya Asal Papua 

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Biasanya, ibu rumah tangga di organisasi Persit TNI, selalu berusaha menjadi istri yang menerima apa yang diberikan suaminya. Tapi tidak demikian dengan Indah Trisna Juwita, anggota Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXIII Dim 0415/Batanghari Koorcab Rem 042 PD II/Sriwijaya ini.
Istri dari Kapten Inf Amru, SE yang saat ini bertugas di Kodim 0415/Batanghari Jambi ini, tidak mau berpangku tangan begitu saja. Dia justru ingin memberikan kontribusi yang besar untuk terwujudnya kemakmuran bagi keluarga tercintanya.
Seperti yang dilakukan ibu dari tiga orang putra ini, sejak 4 tahun terakhir mencoba peruntungan dengan membuka bisnis rumahan.
Ironisnya, usaha tersebut bukan usaha biasa, tapi usaha yang cukup mempunyai resiko tidak biasa. Bagaimana tidak, wanita berhijab ini mengelola usaha kerajinan yang berbahan dari kulit buaya.
“Pertama kali membuka usaha ini  mulanya tidak mudah, pasalnya bahan kulit buaya untuk kerajinan, seperti tas, dompet, ikat pinggang, sepatu serta kebutuhan aksesoris lainnya tidak didatangkan dari Jambi, tapi dari bumi Cendrawasih, Papua,” ungkapnya memulai pembicaraan, Minggu (19/5/2019).
Meski banyak tantangan, berbekal tekad bulat dan dukungan dari suami tercinta, akhirnya pada tahun 2014, Indah biasa dia dipanggil memulai bisnisnya.
Usaha kulit buaya yang diberi nama “Candi Kulit” ini mulai dirintis hingga berkembang sampai saat ini. Diakuinya, usaha tersebut berawal dari tugas suami saat bertugas di Papua.
Menurutnya, di Papua, populasi buaya sangatlah banyak. Bahkan, masyarakat di sana berburu buaya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Namun, masyarakat Papua tergolong cerdas, tidak hanya mengkonsumsi buaya saja untuk dimakan dagingnya, tapi kulitnya mereka manfaatkan sebagai kerajinan rumahan.
Nah, melihat itu, Indah dan suaminya  melihat suatu peluang usaha yang tergolong langka di Provinsi Jambi. Melalui diskusi singkat, akhirnya keduanya memutuskan untuk membuka usaha kerajinan kulit buaya di Jambi.
Segala perizinan dari pihak setempat dilakukannya sehingga tidak berbenturan dengan hukum yang berlaku. Beruntung, kerajinan kulit buaya miliknya memiliki kualitas kulit yang tidak diragukan lagi, sehingga penjualannyapun tidak sulit.
“Awalnya, para pembeli dari teman dan relasi dekat dua dan suaminya.  Mungkin, karena puas atas hasil kerajinan yang dibelinya, akhirnya promosi dari mulut ke mulut mulai diketahui,” ujar Indah.
Tidak lama berlangsung, akhirnya pesanan berbagai jenis kerajinan dari kulit buaya yang dirintisnya bersama suaminya mulai berdatangan.
Tidak itu saja, agar usahanya terus berkembang dan makin dikenal orang, berbagai upaya promosi terus dilakukannya. Salah satunya, mengikuti berbagai macam pameran dan bazar di berbagai kota di Indonesia, termasuk update produk terbaru dari media sosial dan lain sebagainya.
Seiring waktu, pada tahun 2017, dalam rangka memperingati Hari Ibu di suatu mall di Kota Jambi, tempat usahanya diberikan kesempatan untuk mengisi stand bazar Persit KCK Cabang XXIII Dim 0415 Koorcab Rem 042 PD II/Sriwijaya.
“Alhamdulillah, dalam waktu selama lima hari pameran hasil penjualannya mencapai puluhan juta rupiah,” tutur ibu Dhifa Alruli Mareayso.
Sejak itu, usaha yang dirintisnya mulai terdengar di telinga para media. Melalui media cetak pada tahun 2018 lalu, kerajinan kulit buaya “Candi Kulit” mulai banyak dikenal orang di Jambi.
Meski tempat usahanya sempat pindah sebanyak dua kali, lantaran tugas suami yang berpindah tugas, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengembangkan usahanya.
Tidak puas disitu, pada Februari 2019 lalu, atas ijin suaminya, Indah mulai memberanikan diri untuk mengikuti pemilihan duta muslimah preneur Jambi yang diadakan oleh IPEMI (Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia).
Tujuannya, tidak lain untuk mempromosikan produk Candi Kulit ke ranah yang lebih luas lagi. Tidak disangkanya, hasil kerajinan kulit buaya  miliknya diganjar juri dan mendapat Harapan III.
Atas prestasi tersebut, rasa syukur atas nikmat Allah SWT selalu menyertainya.  Disamping itu, dirinya pun mendapatkan ilmu baru mengenai dunia usaha.
Agar produk aneka kulit buaya bervariatif dan tidak monoton, pihaknya mulai membenahi tampilan produk agar para konsumen dapat tertarik untuk membelinya.
Tidak berhenti dari situ, upaya lain selalu dalam inovasinya. Salah satunya, diupdate di media sosial. Tidak tanggung-tanggung, Indah rela melakukan pemotretan produk Candi Kulit bersama model dari Duta Muslimah Preneur.
“Tujuannya tidak lain mampu menarik pelanggan untuk membeli dan memberikan tampilan yang baik untuk produk yang dijual,” imbuh Indah.
Agar usahanya berbuah manis, dirinya memiliki target yang harus diraih. Untuk target jangka pendek, yakni meningkatkan kualitas, kuantitas dan kreatifitas produk, membuat design produk (model atau warna) sesuai dengan trend.
Disamping itu, dia berkeinginan memperkenalkan produk Candi Kulit baik melalui media sosial, media cetak, pameran/bazar memperbanyak karyawan, memperbaiki design art, membangun kerjasama atas kemitraan, dan meningkatkan pemasaran dan sebagainya.
“Kalau target jangka panjangnya,  yaitu mengembangkan usaha dengan cara membentuk cabang di seluruh Indonesia, membuat galeri Candi Kulit di Jambi,” harapnya.
Tidak sampai disitu, dia pun ingin bisa menciptakan lapangan kerja baru dan bisa produksi langsung dari Jambi. Bahkan, akan menjadikan kerajinan kulit buaya yang berskala nasional maupun internasional.
Diakui Indah, setiap usaha yang dirintis pastilah bakal memiliki kendala, tidak terkecuali usaha miliknya. Diantara kendala yang sering dihadapinya, yakni sulitnya mendapatkan bahan baku. Pasalnya, untuk sementara bahan hanya bisa diperoleh dari daerah Papua.
Kendala lainya, tambahnya, berupa masih terbatasnya kuota kulit yang bisa di produksi, perizinan bahan baku yang belum bisa untuk keluar dari wilayah Papua.
“Selain itu, harga bahan baku yang cukup mahal dan keterbatasan peralatan dan karyawan,” kata ibu Aufa Dlorif Mareayso.
Namun demikian, dirinya tidak ingin menyerah begitu saja. Berbagai solusi untuk mengatasi aneka kendala terus dilakukan. Diantaranya, yaitu dengan ikut dalam koperasi sebagai anggota koperasi Papua yang dikelola oleh pemerintah setempat.
Kendala lainnya, yaitu untuk mendapatkan bahan baku kulit, membuat izin baru untuk penambahan kuota kulit yang bisa di produksi, mengurus perizinan dari BKSDA Papua/Merauke.
“Untuk pengiriman souvenir/aksesoris yang sudah jadi, dan mendatangkan penjahit/pengerajin dari pulau Jawa yang mahir dalam bidangnya,” paparnya lagi.
Saat ini, dengan usaha yang ada dan berkat kesabaran serta kerja cerdas, kini dia mampu mengumpulkan pundi-pundi rupiah perbulannya.
Kedepannya, usaha yang dilakukan mereka juga bertujuan untuk membuat lapangan kerja mandiri dan untuk menambah pendapatan keluarga pada bidang finansial.
Disamping itu, saat ini dirinya mengemban tugas sebagai duta Muslimah Preneur Jambi. Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengajak para muslimah untuk menjadi interpreneur yang aktif, kreatif dan inovatif..
“Bahwasanya muslimah juga mampu menjadi pengusaha, seperti ibunda Siti Khadijah istrinya Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah ibu dan istri yang patut dicontoh. Seorang ibu dan istri yang solihah yang berperan penting dalam mensupport suami dan pengusaha yang hebat,” ungkap Indah.
Sementara itu, bagi pencinta kerajinan dari kulit buaya juga bisa mengakses layanan via instagram @candikulitnew atau WhatsApp handphonenya melalui 08128551991.
Menurutnya, untuk harga yang ditawarkan tergolong relatif murah jika dibandingkan dengan kerajinan yang berbahan kulit lainnya.
“Kita masih mempunyai karyawan sendiri untuk proses produksi dan pelanggan juga bisa memesan produk sesuai dengan keinginan baik berupa model maupun warna,” harapnya.
Sementara itu, suami Indah sangat mendukung kegiatan yang dilakukan istri tercintanya. “Selagi itu positif, kita dukung dan kita bantu,” ujar Amru.
Pasi Intel Kodim 042/Batanghari ini berharap, usaha istrinya makin berkembang dan diminati konsumen yang membelinya.
“Alhamdulillah bisa nambah penghasilan istri dan isi dapur rumah tangga,” tukas ayah Muhammad Akram Abdullah ini.
(azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *