Jambi — Sejumlah tokoh masyarakat Jambi saat ini menilai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Jambi masih belum seperti yang diharapkan.
Hal ini membuat tiga tokoh masyarakat, yakni Usman Ermulan mantan Bupati Tanjungjabung Barat,
Nasrul Yaser pengamat sosial dan M Syafi’i tokoh masyarakat Desa Muaro Kuamang, Kabupaten Bungo dan sejumlah tokoh pemuda lainnya berdiskusi di warung martabak H Rasyid di kawasan Pasar Kota Jambi belum lama ini.
Diantara persoalan yang disoroti mereka seperti kesenjangan sosial, ekonomi dan pembangunan infrastruktur.
Untuk itu Usman mengungkapkan agar semua unsur dan komponen stakeholder untuk saling bersinergi membangun negeri ini agar terwujudnya masyarakat yang aman, adil dan sejahtera.
Menurutnya, saat ini kecepatan zaman yang begitu masif mulai dari perkembangan informasi, teknologi sehingga kepada generasi pemuda-pemudi Jambi untuk bangkit dan gigih membangun negeri ini.
“Kalo bukan kita siapa lagi. Ya kita harus bangkit, kalau tidak kita seperti itu-itu saja. Jangan harap Provinsi kita mampu menyaingi daerah provinsi lain,” harap Usman.
Dikatakannya, saat ini ada sekitar 3 juta lebih rakyat Jambi yang butuh perhatian serius dari pemerintah, rata-rata dari mereka menopang kehidupanya dari sektor pertanian, namun kondisi jual petani saat ini sangat memprihatinkan, baik dari segi sektor komoditi karet, sawit maupun sektor komoditi lainnya.
Dia melihat komoditi karet dan sawit, sejak beberapa tahun terakhir harganya tidak menggembirakan bagi rakyat, karena itu Usman memberikan gagasan dan terobosan kepada Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli untuk menekan harga tersebut, agar masyarakat Provinsi Jambi dapat tersenyum lega.
“Harus mengoptimalkan potensi yang ada, seperti daerah wisata-wisata yang ada di Jambi dalam upaya meningkatakan pendapatan rakyat. Pemimpin itu harus jemput bola, jangan menunggu,” tegasnya.
Usman pun mencontohkan dengan lelang (pool) tersebut bisa menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan kualitas karet di Jambi, karna karet yang dijual disetiap pool harus mempunyai kualitas baik.
Dicontohkannya, misalnya di daerah Kalimantan harga komoditi karet lebih tinggi dari harga karet di Jambi, hal itu dikarenakan kualitas karetnya lebih tinggi.
“Bila kondisi harga komoditi karet dan sawit di tahun 2018 mendatang tidak lebih baik dari saat ini, artinya akan mengalami keanjlokan yang lebih parah lagi,” tuturnya.
Untuk antisipasi hal tersebut, Usman menyarankan kepada Gubernur Jambi untuk lebih mengintensifkan program-program berdaya kepada masyarakat, baik dari segi bantuan pertanian atau pengadaan ternak dan lain sebagainya.
Sementara itu Nasrul Yaser dari pengamat sosial Jambi mengatakan dengan tingginya kesenjagan sosial yang terjadi saat ini akan mengancam ketentraman masyarakat Jambi.
“Saat ini rata-rata masyarakat Jambi berpenghasilan dari sektor komoditi sawit dan karet, namun harganya tidak lagi memenuhi kebutuhan. Hal itu tentu akan menjadi pemicu terjadinya pergejolakan ditengah masyarakat,” katanya.
Dia juga menyarankan regulasi yang tepat bagi pemerintah agar konflik sosial itu tidak terjadi. Selain itu juga pemicu konflik sosial lainnya terbukanya penguasa untuk menguasai lahan perkebunan dan pertanian.
“Kita sadari rakyat kita hanya mampu menghidupi dirinya dari lahan, namun ketersedian lahan tidak ada, karena leluasanya pemerintah memberikan izin kepada pihak pengusaha,” imbuhnya.
Hal ini menjadi kekhawatiran Nasrul karena bisa menjadi ancaman serius. “Saat ini memang pergejolakannya masih kecil, tapi suatu saat nanti bisa akan menjadi besar. (zar)