Jembatan Kayu Rusak dan Miring ke Sungai, Warga Tuntut Bupati Bisa Perbaiki Jembatan

 

 

Jambi, KD — Jembatan Kampung Serai, Desa Parit Pudin, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjungjabung (Tanjab) Barat, Jambi saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.

Bahkan, jembatan kayu yang acap kali dilewati masyarakat dan anak sekolah ini terlihat sudah tak layak lagi untuk dilewati.

Tidak itu saja, diberbagai sudut jembatan kayu dengan panjang sekitar 40 meter banyak yang sudah rapuh dan bolong-bolong dimakan usia.

Padahal, jembatan semi permanen tersebut menjadi satu-satunya akses utama masyarakat setempat untuk beraktivitas saban hari.

Meski jembatan itu rusak, warga menganggapnya penting karena sangat bermanfaat untuk mempersingkat waktu perjalanan mereka.

Warga Desa Parit Pudin, yang mengaku bernama Andi menyebutkan bahwa kerusakan itu sudah berlangsung sejak lama. “Rusaknya sudah sekitar dua tahunan ini,” ungkapnya belum lama ini.

Jika jembatan itu tidak bisa digunakan, warga terpaksa berputar arah dengan mencari jalan yang lebih aman untuk dapat melintas dan harus memakan waktu lama.

Meski demikian, bukan berarti tidak pernah diperbaiki. Menurut Andi, warga sudah pernah patungan dan memperbaiki sebagian kayu lantai jembatan. Namun, karena kondisi yang sudah rapuh dan sering dilintasi, jembatan kembali rusak dan rusak lagi.

Dalam memperbaiki jembatan, warga sekitar terus mengumpulkan uang dari rumah ke rumah secara swadaya demi melakukan perbaikan jembatan.

“Perbaikannya saat ini, ya swadaya dari masyarakat dari rumah ke rumah,” terangnya.

Atas nama warga, Andi mengaku prihatin, ditengah geliat pembangunan infrastruktur Kabupaten Tanjungjabung Barat yang sedang berkembang pesat, jembatan kayu tumpuan masyarakat tersebut malah justru belum juga diperbaiki oleh pemerintah.

Mereka berharap Pemkab Tanjungjabung Barat dapat segera membantu memperbaiki jembatan yang sangat dibutuhkan oleh warga dan para pelajar di Desa Parit Pudin itu.

Pasalnya, sejumlah anak sekolah yang melintas kerap berjalan berhati-hati lantaran sejumlah kayu sebagai lantai jembatan banyak yang sudah rapuh dan miring ke arah sungai.

“Jembatannya saat ini sudah miring-miring ke sungai bang. Harapan kami dibangunkan jembatan beton yang permanen. Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada anak sekolah,” tandas Andi. (kijaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *