Pascaperusakan POD, Albert Ingin Cari Keadilan

Salah satu sudut Cafe POD yang dirusak

Jambi, KD — Kasus dugaan pemukulan yang terjadi di salah satu cafe POD Resto & Lounge pada Sabtu malam (9 September) lalu di Jalan Kol Pol M Taher, Talangbanjar, Kota Jambi masih belum menemukan titik temu.

Pasalnya, terdapat pemberitaan di sebuah harian lokal Jambi menyebutkan anaknya diperlakukan orang lain secara tidak manusiawi yang terbit hari Selasa (12/9/2017).

Menyikapi berita yang tersebar di masyarakat luas tersebut, Owner POD Albert sangat menyesalkan adanya pemberitaan terkait adanya pengeroyokan di cafe POD terhadap AA anak dari RA.

Menurutnya, semua kegiatan yang terjadi di cafe POD pada tanggal 8 September lalu terekam semua oleh kamera CCTV, karena sedang mengadakan acara ulang tahun yang pertama POD.

Dengan tidak menutupi semua peristiwa pada malam itu, Albert pun menceritakan dengan rinci kronologis yang dialaminya di tempat usahanya.

“Pada saat itu, saya sedang ngobrol dengan salah salah pengunjung yang ada di POD. Tiba-tiba, saya ditarik oleh AA dari samping sembari mengatakan kata-kata kasar untuk memaksa saya minum. Saat itu, saya tolak,” ujarnya sambil memperlihatkan rekaman CCTV di POD, Selasa (12/9/2017).

Selanjutnya, melihat situasi yang sedikit memanas, pria yang suka menggunakan pakaian hitam tersebut mengalah untuk menemui tamu di meja lain.

Tidak berapa lama, AA menghampirinya dan memukul pundak Albert sambil membawa segelas minuman. “Saya pun minum apa yang diberikan oleh dia. Namun, setelah itu Dia mengganggu meja pelanggan lain dengan mengambil barang yang ada di meja tamu tersebut,” tukas Albert.

Demi menghindari keributan di tempat usahanya, Albert pun memisahkannya dan mengingatkan agar tidak mengganggu tamu lain.

Akan tetapi, sambungnya, Dia (AA) tidak terima dengan apa yang disampaikan dan kembali mengeluarkan kata-kata kasar.

“Saya sih hanya diam dan mengembalikan minuman yang diberikan olehnya. Tetapi anehnya, AA malah menyerang saya sambil mengatakan kata-kata kasar. Sebagai manusia biasa saya pun yakin semua orang tidak ada yang akan terima diperlakukan seperti itu,” ungkapnya.

Karena tidak ingin mengganggu tamu lain dalam acara ulang tahun tempat usahanya, Albert pun mengajak AA untuk ngobrol disamping toilet.

Pada saat sampai toilet, tuturnya, AA pun ingin memukul akan tetapi sempat dipisahkan oleh beberapa orang. Sedangkan AA, ikut dipisahkan oleh sejumlah pengunjung dengan dibawa keluar.

Tidak itu saja, pada keesokan harinya Albert mendapatkan informasi jika AA telah melaporkan dirinya dengan pasal 170 tentang pengeroyokan.

Selain itu, Albert juga menceritakan bahwa saya mengundang Dia ke acaranya. Namun, pada kenyataannya pihaknya tidak pernah mengundang sama sekali karena pada saat acara tersebut menjual paket per meja.

Sementara, tambah Albert, pengakuan AA telah dikeroyok oleh beberapa orang , padahal pada kenyataannya tidak terjadi pengeroyokan sama sekali seperti yang terekam di CCTV.

Masih dalam Sabtu malam tersebut, usai kejadian, Albert dipanggil ke Polresta untuk diambil keterangan. Namun, pada saat diperiksa dirinya mendapatkan info bahwa telah terjadi pengerusakkan oleh sejumlah orang di POD yang diduga dari pihak keluarga AA.

Dari hasil rekaman CCTV yang ada di tempat usahanya, terlihat salah satu orang yang membalikkan meja dan diikuti oleh RA dan kawan kawan.

“Mereka membalikkan meja dan memecahkan sejumlah gelas dan menghancurkan kursi. Tidak itu saja, semua pengunjung yang ada diusir keluar oleh mereka. Terlihat jelas juga RA memecahkan kaca depan dengan menggunakan helm,” tegas Albert.

Yang membuat bingung Albert lagi, pada keesokan harinya rumah orang tuanya yang di Lorong Muhiba, Jambi Timur, Kota Jambi didatangi oleh sejumlah orang tak dikenal.

“Papa saya pun mendapatkan berbagai ancaman sampai ditunjuk-tunjuk. Papa saya pun dipaksa untuk menyerahkan saya ke pihak keluarga mereka. Jika tidak maka mereka akan melakukan segala cara,” ujarnya.

Bagi Albert, dalam membuka tempat usaha ini bukan untuk mencari musuh melainkan mencari pertemanan. “Jika ada salah mohon ditegur dan diarahkan ke yang benar. Bukan dengan cara anarkis dan premanisme. Sangat mudah untuk mencari kesalahan orang lain.”

“Selama ini kami diam karena kami tidak mau menambah besar masalah. Kami hanya ingin keadilan dan ingin masyarakat tau apa yang sebenarnya terjadi. Maka dari itu saya melampirkan semua bukti-bukti yang ada,” imbuhnya.

Albert juga, menyayangkan adanya penuturan yang disampaikan di surat kabar tersebut, kalau orang tuanya gagal dalam mendidik anak.

“Saya hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan masih dalam proses pembelajaran. Kami juga bukanlah orang yang berkuasa atau pun dari keluarga yang besar. Kami hanya ingin numpang mencari sesuap nasi,” ungkapnya dengan nada lirih.

Dengan peristiwa tersebut, Albert juga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya jika ada perkataan dan perbuatan yang tidak menyenangkan selama ini.

“Saya siap bertanggungjawab atas semuanya,” tegasnya. (aris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *