Batanghari I Kabardaerah.com – Sejak beberapa hari lalu, sejumlah petani padi yang berada di Kecamatan Muara Bulian, tepatnya berada di depan kawasan Rumah Dinas Bupati Batanghari terpaksa harus gigit jari.
Pasalnya, padi-padi yang mereka tanam beberapa bulan terkahir harus rela terendam banjir hingga sebetis kaki orang dewasa atau sekitar 80 cm.
Seperti diakui, salah satu petani bernama Sa’idi yang memiliki lebih kurang 2 hektar lahan padi yang harus mengelus dada melihat hamparan sawah miliknya terendam air.
Bahkan dirinya dibantu rekannya terlihat mengangkut karung yang berisi sisa-sisa butiran padi yang terselamatkan. “Ada sekitar 1 hektar lah bang atau 50 persen mati,” jelasnya, Rabu (18/10/2017)
Menurutnya, padi miliknya yang terendam tersebut sudah berumur sekitar empat bulan dan berjenis padi melati, padahal tak lama lagi mereka akan memasuki musim panen. “Ini sudah terendam sekitar tiga hari lalu bang,” timpal Sa’idi.
Dia juga mengatakan, luapan air tersebut dikarenakan kondisi kanal yang dianggap tidak bagus, sehingga limpahan air merendam sawah milik petani.
Akibatnya sejumlah petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. “Biasanya sepetak sawah bisa menghasilkan 3 ton atau 60 karung padi. Kalau diberaskan sekitar 2 ton itu kira-kira Rp. 20 juta lah. Ini aja cuma dapat 8 karung padi 1 karung sekitar 50 kilo. Jadi merosot jauh,” tuturnya.
Diungkapkan Sa’idi, bahwa air yang yang merendam sawah tak hanya miliknya tapi petani lainnya. Banjir kali ini, merupakan kejadian kedua kalinya dalam tahun ini, sebelumnya terjadi pada pertengahan Agustus silam.
Ironisnya, hingga saat ini belum ada upaya serius dari pemerintah daerah. “Ya paling petugas-petugas mengecek saja, kalau solusi lebih jauh sepertinya belum ada,” imbuhnya.
Bukan hanya padi saja yang membuat Sa’idi merugi, namun jaring miliknya yang diperuntukan menutup hamparan sawah harus hilang dicuri orang tak dikenal. “Jaring saya juga turut hilang, dak tau siapa yang ambil,” keluhnya.
Nasib sama juga dialami Roni, bukan hanya tanaman padi yang terendam banjir tapi tanaman jagung dan kedelai turut terendam air.
Menurutnya, untuk jagung lebih kurang 2 hektare dan kedelai sekitar 2 hektar dengan usia rata-rata 15 hari hingga satu bulan.
“Kalo jagung samo kedelai udah pasti mati, selain terendam jugo terbawa arus. Untuk kerugian sendiri, diluar padi khusus jagung dan kedelai jumlahnya mencapai belasan juta lah bang,” pungkas Roni.
Terpisah Kabid Produksi Pertanian dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Batanghari Alpian, ketika dikonfirmasi melalui telpon mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendata berapa banyak padi yang tidak bisa terselamatkan oleh banjir tersebut. terkait solusi kongkritnya,
“Kita sudah turunkan petugas untuk mendata berapa banyak yang tidak bisa terselamatkan. Untuk solusi kita lihat nanti perkembangan akhirnya seperti apa. Hanya di lokasi itu saja yang terendam banjir,” jelasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, pemerintah menetapkan target produksi padi di Batanghari pada tahun 2017 sebesar 45.000 ton.
Sayangnya, hingga Agustus tahun ini, diketahui produksi padi baru terealisasi 16,54 persen atau sekitar 7.449 ton.
Dengan adanya banjir tersebut menghambat laju produksi padi di Batanghari. Untuk memenuhi target produksi tersebut, pihak Pemkab Batanghari juga membutuhkan dukungan dari Pemprov Jambi. (aris)