Akibat Seks Bebas, Satu Warga Tanjabtim Meninggal Dunia

Ilustrasi

Tanjabtim I Kabardaerah.com — Diduga akibat seks bebas, seorang warga di Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi meninggal dunia.

Parahnya lagi, akibat seks bebas tersebut korban juga terjangkit virus HIV/Aids. Pasalnya, data Dinas Kesehatan Tanjabtim pada tahun 2017, HIV/AIDS sudah menyerang empat orang masyarakat tanjabtim.

Dari keempat warga Kecamatan Geragai dan Kecamatan Mendahara tersebut, satu orang diketahui meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Tanjabtim, Ernawati, melalui Kasi P2PM, Kadarusman mengaku satu orang yang meninggal dunia itu merupakan warga Kecamatan Mendahara dan tiga orang lagi warga Kecamatan Geragai masih dalam perawatan jalan.

“Ketiga warga tersebut masih diberi pengobatan untuk mencegah berkembangnya virus. Sedangkan yang meninggal dunia, tidak dapat diselamatkan lagi, karena saat dijumpai kondisinya memang sudah sangat parah, yakni stadium 4,” ungkapnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (16/1/2017).

Kadarusman menyebutkan, empat orang yang terjangkit HIV/AIDS itu semuanya berjenis kelamin laki-laki. Namun, dia tidak bisa menyebutkan siapa-siapa saja nama-nama dari empat orang tersebut.

“Kita tidak bisa menyebutkan nama-nama yang bersangkutan, karena sudah dibuat dalam aturan. Jadi cukup orang mana dan apa penyebabnya,” tuturnya.

Penyebab timbulnya penyakit HIV/AIDS ini merupakan orang yang sering melakukan seks bebas. Apalagi saat ini, akses jalan menuju kota sudah mulus. Jadi bisa saja, mereka melakukan seks bebas tanpa menggunakan pengaman.

“Empat orang semuanya laki-laki. Mungkin saja Empat orang itu ‘jajan’ diluar, tapi tidak tahu lawan seksnya itu ada penyakit HIV/AIDS,” ujarnya.

Data keempat orang tersebut didapat dari data Dinas Kesehatan Tanjabtim dari bulan April sampai Agustus 2017. Sementara untuk umur, rata-rata berkisar 30 tahun. Kemudian dari empat kasus ini semuanya terjangkit akibat seks bebas.

“Selain itu, penyakit HIV/AIDS bisa juga tertular dari narkoba, akibat suntikan,” ungkapnya.

Diakuinya, saat ini pihaknya sudah mendapat pelatihan untuk mengatasi HIV/AIDS. Pada tahun 2016 lalu. memang ada yang terjangkit, tapi pihaknya tidak dibolehkan menanganinya.

“Sebelum ada pelatihan kemarin kita belum bisa menanganinya. Jadi harus dilakukan pengobatan di Jambi. Pihak provinsi langsung yang melakukan,” imbuhnya.

Upaya yang dilakukan saat ini, tambahnya, bahwa dinas kesehatan terus melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat, agar masyarakat tahu gejala-gejala HIV/AIDS.

“Kepada masyarakat, jika ada ditemukan, saudara, tetangga, kerabat dan yang lainnya, segera laporkan ke pihak Puskesmas di wilayah masing-masing,” imbau Kadarusman. (udin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *