Tanjabtim I Kabardaerah.com — Sejak satu pekan ini, harga beras di Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjabtim), Jambi mengalami kenaikan.
Hal ini diakui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tanjabtim, Hero Suratman melalui Kabid Perdagangan, Awaludin kepada media ini, Minggu (28/1/2018).
Menurutnya, kenaikan harga beras ini, tidak dibarengi dengan turunnya harga sejumlah komoditi, salah satunya cabe dan tomat turun. Sedangkan gula dan minyak goreng harganya stabil.
“Yang dikhawatirkan itu beras. Karena beras kita yang setara Bulog disini kurang diminati oleh kalangan masyarakat,” tegasnya.
Kebanyakan, sambung Awaludin, masyarakat Tanjabtim, baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah memilih beras premium, seperti beras Naruto, Belido, Anggur dan lain-lain.
Dia juga mengakui, beras lokal Tanjabtim yang setara Bulog kurang diminati oleh masyarakat Tanjabtim.
“Mohon maaf ya, orang susah saja tidak mau makan beras lokal, orang itu malah beli beras Naruto per satu kilogram. Itu tadi, jika masyarakat sudah terbiasa makan beras premium, susah jadinya mau beralih yang setara dengan Bulog,” ungkapnya.
Namun demikian, Awaludin berencana mengupayakan melakukan operasi pasar beras, tapi kemungkinan tidak bekerjasama dengan Bulog Jambi.
Pasalnya, operasi pasar beras itu dilakukan jika harga beras tidak terkendali, dan memang stok beras kosong.
“Dari informasi Dinas Ketahanan Pangan Tanjabtim, saat ini beras di Tanjabtim sudah mulai panen,” terangnya.
Dari hasil pengecekan di pasar tradisional, harga beras setara Bulog berkisaran dari Rp9.000 naik menjadi Rp10.000, medium dari harga Rp12.500 menjadi Rp13.500.
Sedangkan, untuk beras premium dari harga Rp13.000 menjadi Rp15.000. Kalau diperkirakan kenaikan harga beras ini rata-rata hanya berkisar Rp1.000.
Sementara harga komoditi lain mengalami penurunan, yakni harga ayam awalnya dari harga Rp48.000 turun menjadi Rp38.000. (udin)
