Ratusan Guru Pengajar Lagi Dibutuhkan di Tanjabtim. Berminat?

Ilustrasi

Tanjabtim I Kabardaerah.com — Akibat adanya moratorium penghentian penerimaan CPNS selama beberapa tahun lalu, saat ini Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi mengalami kekurangan guru.

Karena itu, pihak Pemkab Tanjabtim mengajukan penerimaan 600 orang guru pegawai negeri.

Hal tersebut disampaikan Kabid PTK Dinas Pendidikan Tanjungjabung Timur, Meiherriansyah, setiap tahun guru di Tanjabtim yang pensiun berkisar antara 30 hingga 40 orang.

“Kita masih terbantu dengan keberadaan guru honorer, maka pengisian CPNS tahun 2018 ini diprioritaskan terhadap guru honorer,” tukasnya, Rabu (28/2/2018).

Dari data di Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjabtim, rinciannya, yakni SD sebanyak 206 sekolah, 45 SMP dan Paud 282 termasuk didalamnya terdapat 53 TK.

Rincian kekurangan guru diantaranya, guru TK sebanyak 105 orang, SD 494 guru, terdiri dari 394 guru kelas, 49 guru agama dan 51 guru Penjas.

Selain itu, kekurangan guru ini, nantinya akan ditempatkan merata diseluruh jenjang pendidikan sesuai formasi yang dibutuhkan.

“Dari jumlah sekolah tersebut, terdapat 439 tenaga guru honorer ditingkat SMP yang terbagi dalam dua kategori, dibiayai APBD sejumlah 176 guru dengan penerimaan gaji sebesar 700.000 perbulan dan 118 guru yang hanya dibiayai dari dana BOS karena belum memenuhi kualifikasi,” ujar Mei menambahkan.

Sedangkan untuk sekolah dasar, lanjutnya, berjumlah 1384 guru yang terdiri dari 494 yang dibiayai APBD dan sisanya 443 belum memenuhi syarat untuk dibiayai APBD.

Dari jumlah guru negeri, jenjang TK ada 17 orang namun yang menerima sertifikasi baru 12 guru. Sedangkan untuk jenjang sekolah dasar dari 1384 orang guru, yang sudah menerima sertifikasi sebanyak 1084 guru.

Sementara untuk guru jenjang SMP dari 272 guru, yang menerima sertifikasi sebanyak 189 guru. Bila dipersentasi hampir 80 persen guru negeri sudah menerima sertifikasi.

“Mulai tahun 2018 ini, sudah kita usulkan untuk guru honorer yang memenuhi syarat untuk diajukan mendapatkan tunjangan sertifikasi,” jelas Meiherriyansyah. (udin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *