Dari Sebuah Ban Bekas Bisa Raup Jutaan Rupiah

Jambi I Kabardaerah.com — Barang bekas biasanya dibuang begitu saja. Namun, ditangan keluarga Ani (49), warga Jalan Gajah Mada, RT 35, nomor 35, Kelurahan Jelutung, Kota Jambi ini bisa bernilai ekonomis.

Buktinya, ban mobil bekas bisa “disulapnya” menjadi kerajinan rumah tangga, seperti kursi, meja, tong sampah, pot bunga hingga ayunan anak-anak.

Menurut Ani, ide ini berawal dari saudaranya melihat tumpukan ban bekas yang tidak terpakai dan terbuang-buang percuma hampir disemua bengkel dan tempat lainnya.

Selanjutnya, di rumah yang juga menjadi lokasi usahanya, ban-ban mobil bekas tersebut berusaha diolahnya dengan aneka bentuk.

Mulanya, tidak ada yang berhasil. Tetapi, dengan ketekunan dan kesabaran, akhirnya tangan dingin saudara Ani berhasil mengubah si karet ban menjadi aneka bentuk yang bisa menghasilkan uang.

“Kalau dulu, kami mencari ban-ban bekas ke mana-mana yang ada di bengkel. Tetapi sekarang sudah ada yang mengantarnya,” tutur Ani, Minggu (18/3/2018).

Untuk harga beli ban, pihaknya mematok harga Rp25 ribu per ban dengan kondisi yang bagus dan tidak ada kerusakan.

Diakuinya, untuk membuat sebuah kursi dari ban dibutuhkan sekitar 4 ban bekas. Pertama-tama pinggiran ban dipotong-potong untuk membuat sandaran, tempat duduk, pegangan tangan serta kaki kursi.

Dengan menggunakan paku, ban-ban tersebut dijalin rapi hingga menjadi produk yang diinginkan, baik itu meja, kursi, pas bunga, tong sampah dan ayunan anak-anak.

Untuk harga jual, Ani tidak memasarkan dengan harga mahal, namun tetap bervariasi. Untuk satu set meja dengan empat kursi dengan bahan oscar, dijual dengan harga Rp1.400 ribu. Sedangkan, satu set produk yang sama, dengan bahan batik dijual dengan harga Rp1.500 ribu.

Tidak itu saja, kursi meja ukuran kecil juga bisa dibuatnya. Harganya pun cukup murah, yakni satu setnya dijual Rp1.300 ribu.

Usaha yang dirintisnya, ujar Ani, sejak tahun 2017 lalu. “Kalau produksinya di tempat saudara saya di Marene, Palmerah. Kalau disini cuman memasarkan saja.”

Meski dari bahan bekas, produk dari ban bekas ini sudah mulai dilirik dan diminati pembeli. Tidak hanya dari dalam Kota Jambi, tapi dari luar kota.

“Rata-rata masih masyarakat Kota Jambi lah yang beli. Yang dari luar kota, baru dari Sabak,” imbuh nenek dengan satu cucu ini.

Dia juga menjelaskan, selama memasarkan produk yang terbuat dari ban bekas ini, penjualan di bulan Ramadan yang cukup tinggi dibanding bulan biasa.

“Kalau bulan puasa bisa mencapai 10 set kursi, sedangkan untuk pas bunga dan ayunan anak setiap bulannya bisa terjual hingga tiga sampai empat set,” ungkap ibu empat putra ini.

Dia berharap, masyarakat bisa kreatif memanfaatkan barang bekas di lingkungannya agar bisa menguntungkan isi kantong.

Penulis: Azhari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *