Pangkalan Gas Banyak Tutup, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Lakukan Pertemuan

Muarojambi I Kabardaerah.com — Akibat tidak mendapatkan tabung gas bersubsidi berukuran 3 Kg, salah satu pangkalan gas di Kasangpudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, Jambi, nyaris dibakar massa.

Warga menduga, pemilik pangkalan tidak berlaku jujur dan tabung gas 3 Kg dijual lagi kepada warga lain dari luar daerahnya.

Menurut Ansyori alias Aan (30), pemilik pangkalan gas di RT 02, Kasangpudak, masyarakat tidak sabaran dan marah saat tidak mendapatkan tabung gas 3 Kg. “Bahkan ada warga yang teriak bakar pangkalan..!!” ujarnya, Selasa (10/4/2018).

Untuk mencegah tindakan anarkis dari warga, Aan memutuskan untuk menutup pangkalan gas sementara ini. Mengantisipasi kejadian itu, Pj Kades, babinsa, bhabinkamtibmas dan ketua PMKP segera melakukan pertemuan dengan para pemilik pangkalan gas yang ada di Kasangpudak.

“Kami akan lakukan langkah-langkah agar tabung gas 3 Kg bisa didapatkan oleh semua warga, akan kami data beberapa kebutuhan dan berapa jumlah tabungan gas  yang saat ini disuplai Pertamina ke Kasangpudak,” ujar Pjs Kades Kasangpudak, Effendi.

Dia berharap tidak ada lagi  pengancaman dari warga kepada pihak pemilik pangkalan karena itu termasuk pidana.

Untuk diketahui PT Marizwa menyuplai sebanyak 5.840 tabung untuk warga kasang pudak dan didistribusikan ke 5 pangkalan yang ada di Kasangpudak.

Selain PT Marizwa masih ada 2 agen yang menjual tabung gas subsidi 3 Kg di Kasangpudak, yakni PT Bindaud dan PT Raja Panungkanen. “Meski demikian, masih saja terjadi kelangkaan gas di wilayah ini. Kami curiga ada pemilik pangkalan yang bermain,” kata Serda Syamyori Babinsa Kasangpudak.

“Nanti akan kami cek data di lapangan. Kami akan cocokan dengan data yang akan kami minta dari Pertamina Jambi,” tuturnya.

Babinsa juga berharap, tidak ada pemilik pangkalan yang menyalahi  aturan. “Jika dianggap kurang, pihak pemerintah desa akan mengajukan penambahan ke  Pertamina,” tutur Syamsori.

Semenjak ditutup salah satu pangkalan karena adanya ancam dibakar, terlihat warga kebanyakan ibu-ibu kebingungan untuk membeli gas. (janiarto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *