Dinilai Proyek Gagal, Saluran IPAL Bantuan Bank Dunia Alami Kebocoran

Jambi I Kabardaerah.com — Sebuah proyek instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di RT 14, Rajawali, Jambi Timur, Kota Jambi diduga gagal. Pasalnya, air limbah kotoran dari bak kontrol bocor sehingga menyebabkan bau tidak sedap.

Akibatnya, tiga rumah warga disekitar bangunan IPAL tercemar bau tidak sedap. Seperti Imbun Triyani (42) yang rumahnya persis 3 meter disamping bangunan IPAL, dia mengeluhkan bau yang tidak sedap dari bocoran IPAL tersebut.

“Tiap hari kalau pagi hari bau kotoran menyengat hidung. Apa lagi hari hujan, air kotoran limbah sampai masuk ke rumah,” ujarnya, Rabu (25/4/2018).

Tidak itu saja, rumah ibu rumah tangga yang dijadikan tempat jualan manisan ini merugikan akibat pencemaran tersebut. “Gimana mau jualan, orang yang beli mi instan, kopi pada dak jadi beli karena bau kotoran tersebut,” kata Imbun.

Bahkan, dia menambahkan, kalau banjir limpahan kotoran masuk ke rumah harus mengepel lantai. “Kulit kami serasa gatal-gatal bang kalau ngepel,” tuturnya.

Iwan salah satu tokoh pemuda setempat mengaku, bangunan tersebut dibuat sejak tahun 2017 lalu. “Setahu saya, dibangun dari sumber dana Bank Dunia 2017 sekitar Rp425 juta,” tegasnya.

Diakuinya, kejadian bak kontrol rusak hingga merembes atau bocor terjadi sekitar setengah tahun lalu. Padahal, warga sudah sering kali buat laporan. “Masyarakat sudah pernah buat aduan, baik kepada kontraktor, lurah lama dan Dinas Lingkungan Hidup, tapi pengaduan masyarakat tidak pernah ditanggapi,” tegas Iwan.

Menurutnya, bak penampungan kotoran ini menampung sekitar 60 kk warga. “Warga atas tidak terimbas, tapi kami yang dibawah ini terasa terimbas,” tukasnya.

Iwan juga melanjutkan, ada empat rumah yang acap kali tercemar kotoran termasuk rumah Pak RT. “Rumah Pak RT 14 Firman, Imbun, Ida, Anom,” katanya.

Kejadian ini bukan tidak pernah diadukan ke pihak Pemkot Jambi. “Sudah pernah disedot oleh mobil safety tank, tapi tidak ada hasilnya. Kami berharap diperbaiki segera bak kontrol tersebut agar tidak bau lagi,” tegas Iwan.

Hal senada diutarakan Ketua RT 14 Firman Lubis yang rumahnya ikut tercemar. Dia berharap, dinas terkait secepatnya memperbaiki saluran di lingkungan IPAL yang bocor agar jangan terjadi bau tak sedap lagi.

Selain itu, Firman juga meminta bangunan yang di atas IPAL dijadikan taman bermain atau taman bunga.
“Dulunya gedung serbaguna untuk kumpulan RT, pengajian dan lainnya.”

Sementara Lurah Rajawali Zulkifli mengaku bahwa proyek IPAL ini termasuk proyek gagal. “Ini proyek gagal, karena banyak limbah sampah dari masyarakat yang menyebabkan buntu,” tukasnya.

Dari informasi warga, proyek bangunan IPAL tersebut berukuran panjang 3X10 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter. (azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *