Hindari Banyak Korban Jiwa, Masyarakat Desak Angkutan Batubara Melalui Jalur Sungai

JAMBI I Kabardaerah.com — Banyaknya korban akibat polemik angkutan batubara di Provinsi Jambi tidak kunjung usai. Hal inilah yang membuat tokoh masyarakat yang juga mantan Bupati Tanjungjabung Barat dua periode Usman Ermulan prihatin.

Menyikapi agar tidak terjadi korban-korban selanjutnya, dia mengharapkan pada Pemerintah Provinsi Jambi untuk mengoptimalkan fungsi Sungai Batangahari sebagai jalur transportasi air.

Menurutnya, jalur transportasi Sungai Batanghari merupakan jawaban yang stragis untuk meningkatkan volume ekspor batubara, mengingat saat ini terhitung ekspor batubara melewati jalur darat tidak lebih dari dua juta ton perbulan.

Dalam penilaiannya, dampak sosial yang tejadi melalui jalur darat sangat tinggi, seperti terjadinya kemacetan maupun mengakibatkan tingginya terjadi lakalantas sehingga terjadinya pergeseran sosial ditengah masyarakat.

Tidak itu saja, banyak keuntungan yang didapat bila menggunakan jalur air. Diantaranya, ekspor batubara akan meningkat tajam dan resiko kecelakaan sangat kecil.

“Jika perlu ekspor sampai 10.000 ton walapun itu bertahap. Jambi memiliki banyak cadangan batubara untuk ekspor dalam meningkatkan pendapatan negara,” ujar Usman.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi Varial Adhi Putra, sepakat adanya jalur alternatif mengenai angkutan batubara akan melalui Sungai Batanghari.

“Alternativnya melalui sungai, tidak bisa melalui darat. Mengingat kontruksi jalan yang dibangun di Provinsi Jambi ini tidak akan mampu menampung itu semuanya. Itu yang saya lihat,” tuturnya.

Selama ini, sambungnya, angkutan batubara melalui jalur darat dinilai sangat membayakan, karena angkutan batubara saat melintasi selalu konvoi atau rombongan.

“Lagi pula, pola angkutan batubara ini sekali lewat selalu konvoi, itu sangat membahayakan walaupun di malam hari,” tandas Varial.

Untuk itu, dia akan berupaya agar angkutan batubara di Jambi melalui jalur sungai tidak melalui jalur darat lagi, karena melalui jalur sungai lebih efektif dan efisien serta lebih aman.

Diakuinya, pihaknya baru berkoordinasi dengan pihak Pelindo, karena pihak Pelindo bertugas untuk mengelola pelabuhan yang ada di Jambi.

“Kalau Pelindo inikan yang mengelola pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia, termasuk di Jambi,” jelas Varial.

Selain berkoordinasi dengan pihak terkait, Pemerintah Provinsi Jambi juga harus menyiapkan beberapa fasilitas pendukung, seperti persiapan pelabuhan, kedalaman Sungai Batanghari.

“Ini semuanya harus kita lihat, mampu tidak menampung semua batubara dan untuk para pengusaha harus merubah pola kerjanya tidak adalagi melalui jalan darat,” tukasya.

Meski demikian, Varial masih belum berani memastikan kapan akan terealiasasi angkutan batubara akan melalui jalur air. Namun, dirinya sudah mewacanakan hal tersebut kedepannya.

“Agar ini tercapai, kita harus kerja keroyokan, kalau dishub sendiri tidak akan mampu untuk melaksanakan ini, harus bersama-sama seperti Dinas ESDM, dari kepolisian, kabupaten dan termasuk pimpinan-pimpinan terkait hal ini,” imbuh Varial. (azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *