UE Nilai Pengerukan Sungai Batanghari Solusi Tepat untuk Angkutan Batubara

Jambi I Kabardaerah.com — Hingga kini polemik persoalan angkutan batu bara di Jambi belum usai, sejumlah pihak mendesak Pemerintah Provinsi Jambi untuk segera mencari jalan alternatif.

Sementara Jalur khusus angkutan batu bara di Kabupaten Batanghari dari Sridadi menuju tempino yang ditawarkan oleh Pemerintah Provinsi jambi dianggap belum efektif.  Karena, angkutan batu bara melewati jalur darat dinilai selalu menuai berbagai persoalan komplik sosial ditengah masyarakat dengan kondisi beban jalan yang begitu padat.

Untuk itu Mantan Anggota DPR-RI dari komisi keuangan tiga priode dari Jambi Drs H Usman Ermulan MM menyarankan Pemerintah Daerah Jambi segera memanfaatkan jalur sungai Batanghari sebagai jalur alternatif untuk angkutan batu bara.

Namun diberitakan sebelumnya, bahwa solusi tersebut dianggap oleh Pemerintah Daerah Jambi tidak tepat, dan dianggap hanya untuk menghabiskan uang saja.

“Saya kecewa jika itu dianggap hanya buang uang saja, untuk bisnis itu cari duit dengan duit. Kita ini berbicara soal ekonomi masyarakat, jika jalur sungai kita aktifkan maka akan ada peluang ekonomi baru bagi masyarakat,” ujar, Rabu (17/10/2018).

Mantan Bupati Tanjabar dua priode tersebut mengatakan, jalur alternatif melewati sungai batanghari merupakan jalur yang sangat strategis, karena selain bisa memanimalisir dampak komplik sosial cost yang ditanggung oleh pengusaha batu bara jauh lebih murah dibandingkan jalur darat.

Selain itu, jalur angkutan sungai dianggap lebih tepat untuk meningkatkan volume ekspor batu bara, pasalnya hingga saat ini volume exsport batu bara dari Jambi tidak lebih dari 1 juta hingga 1.5 juta ton perbulan. Untuk mencapai 10 juta ton perbulan hanya dijawab melalui angkutan jalur sungai.

Meski ada kendala diakuinya, pihak provinsi harus cepat bergerak menyikapinya, seperti spot-spot tertentu, mungkin segera mengajukan kepemerintah pusat untuk dibantu pengerukan.

“Oke mungkin Pemda tidak sanggup untuk melakukan pengerukan terhadap spot yang dangkal, tetapi kita bisa panggil pengusaha batu bara untuk mengerjakanya, saya yakin bisa,” sebutnya.

Selain itu dikatakannya, dengan meningkatnya jumlah exspor batu bara maka akan terjadi peningkatan ekonomi masyarakat, apa lagi saat ini daya beli masyarakat tidak begitu bergairah, jadi salah satu solusinya menurut Usman pemerintah mau tidak mau bagaimana upaya untuk meningkatkan nilai exspor batu bara di Jambi.

“Meningkatnya jumlah esxpor tidak hanya menggairahkan ekonomi masyarakat, tetapi juga menguatkan cadangan devisa berjalan Republik ini, karna saat ini cadangan devisa kita hanya 144.7 Miliar US Dolar,” imbuhnya.

Dengan meningkatnya nilai ekspor tersebut, imbuhnya, secara tidak langsung rupiah akan lebih banyak beredar di daerah, sehingga pasar dan ekonomi rakyat di daerah lebih menggeliat.

Apa lagi saat ini, tambahnya, nilai jual batubara cukup menjanjikan akibat pengutan dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah yang menyentuh hingga Rp15.000 perdolar.

“Pemerintah daerah harus menangkap peluang tersebut. Harganya saat ini cukup menjanjikan. Satu-satunya untuk di Jambi ya batubara, sawit harganya jauh dari yang diinginkan, rempah yang kita harapkan belum muncul,” tukas Usman.

Begitupun dalam penilaiannya, meningkatnya nilai ekspor tersebut, juga akan berdampak positif bagi keuangan daerah. Hal itu berdasarkan undang-undang otonomi daerah untuk bagi hasil antara pemerintah pusat dan daerah. Untuk daerah mendapatkan 30 persen dari hasil batubara, sedangkan minyak hanya mendapat 15 persen saja.

Penulis: Budi Harto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *