Ketua HKTI Jambi Desak Kementrian Realisasikan Program Jengkol dan Petai Jokowi

Jambi I Kabardaerah.com — Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jambi Usman Ermulan menyebutkan saran Presiden RI Joko Widodo kepada petani yang sebelumnya berkebun kelapa sawit untuk beralih menanam jengkol dan petai, jangan sebatas sebagai pelipur lara petani.

Saat kunjungan kerja Jokowi di Jambi Minggu (16/12) lalu, Jokowi juga menyarankan kepada petani sawit beralih menanam kopi, kayu manis, dan buah manggis, karena harga jual sawit yang menurun drastis.

Usman menjelaskan, ketika Jokowi sudah memberikan saran tersebut kementerian terkait dapat langsung menyiapkan apa saja yang dibutuhkan oleh petani. Diiringin dengan pelaksanaannya oleh pihak terkait segera bekerja mempelajari yang disarankan oleh sang kepala negara itu

“Presiden sudah menyampaikan, berarti sudah siap untuk diikuti oleh perangkatnya. Jengkol dan petai serta sebagainya yang disarankan itu memang merupakan jalan keluar dari anjloknya harga karet dan kelapa sawit yang terjadi, memang ini ide dan anjuran yang baik dari seorang kepala negara kepada rakyatnya,” Eks Anggota Komisi Keuangan DPR RI ini menjelaskan, Rabu (19/12).

Pertanyaan para petani saat ini, dimana mereka bisa mendapatkan bibit jengkol, petai dan lainnya yang di sarankan oleh Jokowi agar petani memiliki kualitas tanaman terbaik, selanjutnya tentang cara penanganan tekhnisnya. Lalu, jaminan petani yang beralih tanaman menjelang tanaman-tanaman tersebut panen.

“Itu yang menjadi pertanyaan masyarakat Jambi khususnya petani sekarang. Kalau Kopi memang sudah ada di Jambi, namun dengan yang lainnya bagaimana petani bisa mencarinya. Kementerian Pertanian bisa menyediakan bibit-bibit tersebut. Lalu, bagaimana tentang jaminan pemasaran ketika panen nantinya,” kata Usman.

Usman juga mengatakan, apabila saran yang disampaikan oleh Jokowi itu tak kunjung memberikan solusi, dikhawatirkan kedepannya para petani Jambi menuntut saran tersebut.

“Bukan sebatas saran untuk pelipur lara petani, namun kapan realisasinya,” kata mantan Bupati Tanjung Jabung Barat ini.

Sebelumnya di kunjungan kerja mendampingi Jokowi di Jambi lalu, Ketua Umum HKTI Jenderal TNI Purn Moeldoko mengatakan, langkah ini sekaligus mendidik petani disversifikasi tanaman untuk mengatasi dan menghindari ketergantungan pada salah satu pertanian.

“Kita mengajak petani kita untuk membaca kebutuhan pasar sehingga apapun yang ditanam sesuai dari permintaan pasar. Maka disarankan petani jangan lagi ke sawit, ada disversifikasi tanaman lain sehingga itu memiliki nilai unggul. Jangan sepele seperti jengkol, petai dan lainnya karena itu memiliki nilai pasar yang cukup baik,” kata Moeldoko, yang juga Kepala Staf Kepresidenan Indonesia ini.

Untuk diketahui, anjloknya harga kelapa sawit dan karet karena pengaruh dari pasar global. Jokowi menyarankan kepada masyarakat untuk tidak lagi menanamkan kelapa sawit. Sebaiknya petani tanam kopi, kayu manis, jengkol, petai dan buah manggis.

Menurut Jokowi, selama ini pemerintah sudah berupaya meningkatkan harga kelapa sawit dan karet di Indonesia. Karena ini merupakan mekanisme pasar internasional pemerintah tak mungkin mampu menguasai pasar global.

“Contoh penyebab anjloknya kelapa sawit, karena di negara luar ada sebuah minyak yang persis kelapa sawit yakni minyak bunga matahari. Kita sudah memikirkan untuk mencari jalan keluarnya, jangan pikir kami tidak mencari solusinya,” ujar Jokowi.

Di pulau sumatera merupakan produksi terbesar kelapa sawit dan karet. Seperti lahan kelapa sawit dengan luas 13 juta hektar mampu memproduksi sebanyak 42 ton.

“Begitu ada problem ekonomi global kita kena imbas,” kata Jokowi.

Jokowi menyarankan kepada petani di Jambi untuk tidak lagi menanam kelapa sawit, silahkan tanam yang lain dengan harga kedepannya lebih baik.

“Seperti kopi, kayu manis, jengkol, petai, yang penting harganya. Apalagi buah Manggis yang permintaan dari negara luar itu tinggi sekali, tetapi barangnya ngak ada. Malah yang kita tanamkan sawit semua, ketika harganya jatuh, sakit semua,” kata Jokowi.

Penulis Ramadhani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *