DBD di Kota Jambi Alami Penurunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Jambi I Kabardaerah.com — Wakil Walikota Jambi Maulana mengakui bahwa wilayah Kota Jambi adalah salah satu wilayah endemik DBD. Pasalnya, setiap tahunnya dijumpai terjadi kasus penderita demam berdarah dengue (DBD). Namun, katanya, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, trend penderita DBD mengalami penurunan di Kota Jambi.

“Tercatat pada tahun 2016 terjadi kasus DBD dengan jumlah penderita sebanyak 567 orang, meninggal 7 orang. Tahun 2017 jumlah penderita sebanyak 142 orang, meninggal 1 orang. Dan pada tahun 2018, jumlah penderita sebanyak 220 orang, meninggal 1 orang,” ujarnya kepada media ini, Rabu (6/2/2019).

Menurutnya, Pemerintah Kota Jambi mulai laksanakan kegiatan tangkal dini potensi penyebaran DBD dalam skala besar dalam wilayah Kota Jambi. Hal tersebut dilaksanakan untuk menimilalisir massifnya penyebaran potensi DBD ditengah masyarakat, seperti yang terjadi tahun lalu.

Diakuinya, dalam upaya itu Pemkot Jambi telah melakukan operasi skala besar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di sejumlah lokasi di Kota Jambi.

Wawako menambahkan, upaya PSN ini serentak dilaksanakan secara massif diseluruh wilayah Kota Jambi dengan melibatkan seluruh sumber daya yang ada.

“Kegiatan yang kita laksanakan secara serentak ini dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat dan sumber daya yang kita miliki. Dinas Kesehatan Kota Jambi beserta jajaran pelaksana teknis dibawahnya, termasuk masyarakat yang menjadi kader jumantik dan kader posyandu akan turun langsung memantau dan menyebarkan bubuk abate di setiap rumah warga,” ujar Maulana.

Tidak itu saja, pembasmian dengan cara fogging tetap dilakukan. Hanya saja, tukasnya, fogging adalah upaya terakhir yang dilakukan sebagai langkah dalam pemberantasan dan memutus mata rantai penyebaran DBD yang diakibatkan oleh nyamuk.

“Kegiatan fogging dilakukan jika sudah ada terkonfirmasi menjadi penderita DBD dilingkungan tersebut. Kita akan lakukan fogging dalam radius 100 meter dari rumah penderita yang terkonfirmasi DBD. Silahkan lapor jika ada penderita DBD, kami akan turun lakukan fogging,” katanya.

Wawako juga menegaskan, fogging adalah langkah terakhir, yang paling penting adalah langkah preventif. Perilaku hidup bersih dan sehat adalah kunci utamanya. Imunitas tubuh dapat menangkal virus dari gigitan nyamuk,” tandas Maulana.

Disamping itu, dia juga mengajak masyarakat lebih tanggap dalam menangkal DBD dan bersama menurunkan angka kasus DBD di Kota Jambi.

“DBD dapat kita minimalisir dan hindari. Kebersihan lingkungan tidak kalah pentingnya dalam memutus mata rantai penyebaran kasus DBD di Kota Jambi. Oleh karenanya kita galakkan kembali gotong royong lingkungan. Memberantas sampah, berarti memberantas DBD, karena meminimalisir berkembangnya jentik nyamuk,” imbaunya.

(azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *