HKTI Jambi Dorong Pemerintah Menggeliatkan Duku Sebagai Sumber Pendapatan Rakyat

Jambi I Kabardaerah.com — Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jambi, Usman Ermulan (UE) mengatakan Jambi merupakan salah satu memiliki tanaman endemik, yakni tanaman duku.

Diwaktu tertentu, tanaman musiman ini siap membanjiri disapanjang jalan yang dijajakan oleh pedagang dadakan. Seperti saat ini yang tengah mengalami masa panen raya.

Selain komoditi karet dan sawit sebagai sumber utama masyarakat Jambi, Usman menilai Duku juga menjadi salah satu sumber penghasilan yang menjanjikan bagi masyarakat di Jambi.

Penjualannya pun tidak sulit, berbagai agen berdatangan siap penampung tidak hanya datang dari wilayah provinsi sekitar tetapi juga datang dari Pulau Jawa sana.

“Truck-truck berdatangan dari Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung. Bahkan dari Jakarta datang membawa uang mengantri untuk membeli buah duku Jambi,” kata Usman, pada akhir pekan lalu.

Untuk itu dia meminta pada pemerintah Provinsi Jambi, apa lagi saat ini tampuk pimpinan Jambi resmi dikomandoi oleh Fachrori Umar untuk memberikan hak paten terhadap tanaman endemik tersebut sebagai upaya menjamin hak dan kualitas.

“Agar kualitas duku Jambi diakui. Begitupun juga menjamin kepastian harga dipasaran,” katanya, Mantan Bupati Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabar) dua priode ini.

Tanaman endemik itu umumnya tumbuh didaerah tropis terutama di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Namun dibalik itu, tanaman duku memerlukan pemberian air yang cukup terutama pada musim kemarau panjang agar hasil panen maksimal.

Maka dari itu Mantan Anggota DPR RI ini menyarankan kepada dinas pertanian melalui petugas tekhnisnya tidak hanya memikirkan bagaimana Duku dari jambi menjadi prioritas konsumen tetapi juga bagaimana cara mempertahankan tanaman duku tidak punah.

“Usaha yang dilakukan dapat mendesain arah aliran air dengan memanfaatkan aliran Sungai Batanghari. Itu dapat diusulkan pada APBD perubahan mendatang,” tukasnya.

Menurut Usman, langkah ini sekaligus mendidik petani disversifikasi tanaman untuk mengatasi dan menghindari ketergantungan pada salah satu pertanian untuk membaca kebutuhan pasar sehingga apapun yang ditanam sesuai dari permintaan pasar.

“Ini juga sebagai tantangan bagi Gubernur Jambi yang baru saja di lantik, kita tunggu konsepnya dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Usman.

Penulis: Budi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *