Catatan Isu Strategis Usman Ermulan Dalam Membangun Jambi

 

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Dr H Usman Ermulan MM tokoh masyarakat Jambi yang memiliki segudang pengalaman di bidang Eksekutif maupun di Legislatif itu kembali didaulat menjadi pemateri diskusi bersama Bank Indonesia (BI) Jambi, digedung BI Jambi, Rabu (24/4/2019).

Diskusi yang juga dihadiri oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jambi itu mengangkat isu strategis dalam membangun negeri Jambi ‘Sepucuk Jambi Sembilan Lurah’ dalam menyonsong era globalisasi.

Usman Ermulan menyambut baik dan apresiasi kegiatan yang di inisiasi oleh Bank Indonesia Jambi bersama ISEI yang mengangkat isu strategis dalam membangun negeri Jambi, bahkan beliau berharap kegiatan tersebut rutin dilaksanakan setiap bulannya.

Mantan DPR RI pada masa orde baru itu mengatakan, dalam upaya untuk membangun kesejahteraan rakyat Jambi ada beberapa langkah strategis diantaranya mengoptimalkan peran dari pihak ketiga, dalam hal itu adalah pihak permodalan seperti perbank-an.

“Peran Bank Jambi harus ditingkatkan untuk pembiayaan di pedesaan, minimal ada Bank Jambi (Bank 9 Jambi, red) disetiap kecamatan dalam Provinsi Jambi untuk mengakomodir pembiayaan bagi usaha UMKM atau Mikro milik rakyat,” ujarnya, saat memberikan materinya.

Kemudian kata Mantan Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) dua priode itu, tak kalah pentingnya adalah Pemerintah Jambi harus mengoptimalkan hasil potensi sumber daya alam, sebab Provinsi Jambi memiliki cadangan batu bara yang cukup, akan tetapi potensi ekspornya masih belum dianggap maksimal.

Menurutnya, saat ini ekspor batu bara dari Jambi tak lebih dari satu juta metrik ton perbulannya, padahal hamparan batu bara diwilayah Provinsi Jambi cukup menjanjikan untuk meningkatkan transaksi kehidupan masyarakat yang juga akan berimbas kepada PAD daerah itu sendiri.

“Kita punya potensi ekspor batu bara, dan itu harus di tingkatkan. Targetkan menjadi 15 juta metrik ton perbulan. Karena semakin meningkatnya transaksi ekspor tentu akan meningkat juga daya beli masyarakat,” katanya.

Kendati demikian katanya, untuk meningkatkan nilai ekspor tersebut harus di iringi dengan jalur infrastruktur transportasi, seperti yang pernah digaungkan pada sebelumnya, beliau menegaskan harus ada jalur khusus angkutan batu bara yaitu dengan memanfaatkan jalur transportasi sungai.

Hal itu kata Usman adalah salah satu upaya strategis untuk meningkatkan nilai ekspor batu bara dari jambi. Selain itu juga, mengingat jika jalur transportasi batu bara jika masih dipaksakan melewati jalur darat maka dampak negatif sosial selalu saja terjadi diantaranya kemacetan dan kecelakaan yang berujung aksi penolakan dari masyarakat.

“Beban jalan darat pun tidak kuat lama-lama hancur, satu-satunya harus lewat air dengan memanfaatkan sungai batanghari,” katanya.

Selanjutnya, langkah strategis berikutnya Usman Ermulan juga menyarankan pemerintah daerah agar membuka jalur infrastruktur transportasi di perbatasan yaitu di Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, Jambi dan Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Dia berpandangan jika akses infrastruktur itu dibangun selain berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat dikawasan juga dapat memangkas jarak tempuh barang dan jasa yang menghubungkan antara dua daerah tersebut.

“Keuntungannya masyarakat yang berada dikawasan yang berprofesi sebagai petani sawit bisa membawa hasilnya ke Kabupanten Musi Bayuasin, apa lagi saat ini di Kabupaten Musi sudah tersedia industri bio solar dari sawit tentu akan berdampak pada harga sawit,” ujarnya kepada media ini.

Selain itu katanya, dibandingkan jika dari bayung Lincir menuju pusat kota Sumsel harus ditempuh hingga lebih dari tujuh jam sedangkan dari Bayung Lincir menuju pusat Kota Provinsi Jambi bisa ditempuh sekitar dua hingga tiga jam perjalanan.

Dengan demkianpun diyakininya, akan berdampak positif bagi transaksi bisnis di Kota Jambi dan menjadikan kota Jambi sebagai Kota Jasa dan perdagangan, seperti layanan kesehatan dan penerbangan.

“Mau kerumah sakit dipalembang harus ditempuh tujuh jam. Jambi lebih dekat dua jam sampai mereka kejambi, transaksi perekonomian pun semakin menggeliat dengan semakin banyaknya masyarakat Sumsel ke Jambi, pasar semakin bergairah,” bebernya.

Untuk diketahui, selain Usman Ermulan hadir pemateri lainnya yaitu Selain DR Solihin dari BI Institute Jakarta, perwakilan Bank Indonesia cabang Jambi, DR Syamsurizal Tan ketua ISEI Daerah Jambi yang juga dihadiri oleh Bappeda Provinsi Jambi Soenaryo, Asisten Sekda Provinsi Jambi dan perwakilan Departemen Keuangan Provinsi Jambi serta unsur Perguruan Tinggi di Jambi.

Penulis: Budi Harto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *