Kades Sengkati Baru Sebut Kelompok SMB Kelompok Kriminal Bersenjata di Jambi

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Buntut kelompok masyarakat yang dinamakan kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) yang diduga menghalangi tim Satgas Karhutla dalam upaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah rawan karhutla di segitiga perbatasan Kabupaten Batanghari, Tanjungjabung Barat dan Kabupaten Tebo di lokasi Rah HGU perkebunan PT WKS yang mengakibatkan tiga anggota TNI terluka berbuntut panjang.

Pasalnya, kelompok tersebut disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB). Bagaimana tidak, dalam melakukan aksinya mereka selalu membawa senjata api sehingga banyak masyarakat ketakutan dibuatnya.

Ini dibenarkan Kepala Desa (Kades) Sengkati Baru, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Jambi, Herdianto kepada saat dihubungi media ini, Kamis (18/7/2019).

Dia menilai, kelompok SMB ini bukan lagi kelompok yang memperjuangkan lahan masyarakat lagi, tapi adalah kelompok kriminal bersenjata (KKB).

“Kelompok ini dalam aksinya, saya melihat sengaja menyakiti rakyat, orang-orang disekitar yang menurut mereka bagian penghalang dari rencana terselubung Muslim (pimpin SMB),” tukasnya.

Herdiyanto yakin menyebut mereka KKB, lantaran senjata yang mereka bawa bebas dibawa kemana-mana. “Mereka itu, kemana-mana memawa senjata api rakitan, senjata tajam, bambu runcing. Itu seenaknya saja,” tegasnya.

Karena itu, dia khawatir, bila penegak hukum tidak bisa megambil tindakan tegas secara hukum akan membuat hal-hal yang tidak diinginkan baik dari masyarakat dan kelompok SMB.

“Saya melihatnya, yang diserang kelompok ini adalah warga yang tidak bersalah dan tidak pernah ada konflik dengan Muslim,” ujarnya.

Dengan kejadian ini, laporan yang dibuat dirinya ke kepolisian cepat ditindaklanjuti. “Harus ada tindakan-tindakan tegas. Soalnya, ini sudah meresahkan, saya khawatir ada korban jiwa oleh KKB ini. Pasalnya, mereka sudah tidak takut lagi dengan siapa pun. Yang menurut mereka musuh, ditembak,” tandas Hardiyanto.

Dia juga menilai, yang bisa menyelesaikan persoalan ini adalah pemerintah. “Negara harus hadir sesuai porsi masing-masing. Misalnya, penegakan hukum ranahnya polri, sweeping senjata api anggota TNI. Persoalan ini segera ditangani dan jangan terkesan dibiarkan negara,” harap kepala desa ini.

Sebelumnya, pada akhir pekan lalu kelompok SMB ini menyerang satuan tim TRC Damkar, karyawan PT WKS, anggota polri beserta anggota Satgas Monitoring Karhutla Korem 042/Garuda Putih, Jambi.

Bahkan, akibat penyerangan tersebut tiga orang anggota Satgas Monitoring Karhutla Rem 042/Gapu terluka.

Akibat kejadian itu, Danrem tidak terima dan akan menegakkan hukum yang berlaku terkait adanya intimidasi yang dilakukan kelompok Muslim CS.

“Saya tidak terima ini harus ada penegakan hukum,” ujarnya.

Bagi Danrem, atas kejadian ini tidak mempermasalahkan adanya konflik yang terjadi di sana, akan tetapi mempermasalahkan adanya pembakaran 10 hektar tersebut.

“Yang saya soroti itu adanya pembakaran itu dan datangnya petugas saya atas perintah saya untuk memadamkan api. Tapi mereka langsung dikeroyok kelompok SMB,” tandas Elphis penuh penyesalan.

(azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *