Panglima TNI Apresiasi Adanya Warga SAD Pertama Bertugas di Perbatasan RI-Timor Leste

JAMBI KABARDAERAH.COM — Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menyambut baik dengan ada seorang prajurit TNI AD dari Batalyon Rider 142/Kesatria Jaya dari warga Suku Anak Dalam (SAD) Jambi.

Menurutnya, itu sangat bagus dan ini salah satu bukti suku-suku yang ada di Indonesia mempunyai kewajiban hak dan kewajiban yang sama dalam membela NKRI.

“Ini adalah contoh yang bagus. Saya berharap seluruh rakyat indoneisa yang mungkin belum mengenal TNI bisa bergabung dengan TNI,” ujar Panglima usai Pemeriksaan Kesiapan Operasi Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Darat Republik Indonesia-Republik Demokratik Timur Leste (RI-RDTL) Yonif Raider 142/Ksatria Jaya di wilayah NTT, di Markas Batalyon Yonif Rider 142/KJ di kawasan Jelutung, Kota Jambi, Jumat (26/7/2019).

Menanggapi itu, Prajurit Dua (Prada) Budi yang berasal dari SAD saat dihubungi media ini mengaku sangat senang dengan kedatangan Panglima TNI.

“Senang bang, Panglima TNI bisa hadir memeriksa pasukan Batalyon Yonif Rider 142/Kesatria Jaya,” tukasnya.

Bagi anak rimba kelahiran 24 April 1998 di Aek Behan, Kejasung Besar (Bukit 12), Jambi ini, suatu kebanggaan besar lantaran bisa terpilih untuk bertugas menjaga perbatasan NKRI.

“Saya merasa senang, karena suatu kebanggaan saya pribadi untuk bisa terpilih dan berangkat tugas menjaga pantai darat RI-RDTL,” ungkap Budi.

Menurutnya, ini merupakan pengalaman pertamanya bertugas untuk negara. “Ini pengalaman tugas pertama saya bang. Apa lagi, saya selalu disemangati oleh atasan-atasan saya. Makin semangat bang,” tandas anak pasangan ayah Bebayang dan ibu Bebeda ini.

Pria ganteng berusia 21 tahun ini, juga mengaku siap berdinas jauh dari sanak keluarganya yang jauh di pedalaman Bukit 12.

“Meski sedikit sedih jauh dari keluarganya, saya siap bang, demi NKRI,” tegas Budi.

Disamping itu, dia berharap selama bertugas di NTT dalam menjaga pengamanan perbatasan, selain mendapatkan banyak pengalaman juga mendapatkan ilmu dari banyak orang.

“Saya bisa diajari ilmu lebih banyak lagi dari unsur atasan saya,” harapnya singkat.

Sementara, harapan dia lainnya agar keluarganya mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah. “Saya juga berharap keluarga saya di kampung tetap diperhatikan oleh pemerintah selama saya dapat tugas negara,” imbuh Budi.

Untuk diketahui, Prada Budi masuk menjadi anggota TNI, yakni pada pendidikan tahun 2016 lalu gelombang kedua. Dan baru selesai pendidikan tahun 2017 lalu pada gelombang pertama.

Wakil Asisten Operasi KASAD Brigjen TNI Untung Budiharto, saat berkunjung ke Mayonif 142/Ksatria Jaya, beberapa waktu lalu mengaku terkesan dengan adanya warga Suku Anak Dalam (SAD) yang menjadi prajurit TNI.

“Iya tadi ada laporan dari Danyon. Ternyata dia mampu dan dapat beradaptasi, bahkan bisa menjawab tantangan tugas dengan baik,” tutur Untung.

Menurutnya, ini harus mendapatkan perhatian semua pihak. “Saya kira ini menjadi perhatian kita bersama. Siapapun yang diberi informasi dan pengetahuan, pasti akan sama dengan kita,” tuturnya.

Sebelum Prada Budi melaksanakan tugasnya, dia juga berpesan agar selama di perbatasan bisa melaksanakan tugas dengan baik dan disiplin.

“Jangan melanggar adat istiadat disana. Pelajari dengan benar budaya masyarakat disana. Dan selalu bekerjasama dengan masyarakat setempat,” pesan Untung.

Sedangkan Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Arh Elphis Rudy mengatakan agar Budi tidak perlu risau dan khawatir terhadap keluarganya yang ditinggal tugas jauh.

“Budi tidak perlu khawatir dengan keluarga di kampung, karena sudah ada yang ngurus,” tukas Ephis.

Sementara, Danyonif Rider 142/Ksatria Jaya Mayor Inf Ikhsanuddin, mengaku bangga ada warga Suku Anak Dalam yang bisa bertugas di perbatasan NKRI.

“Prada Budi menjadi duta sebagai warga SAD yang mengemban tugas TNI di perbatasan Indonesia dan Timur Leste. Jadi, dia harus disiplin dan menjaga nama baik satuan di daerah operasi,” harap Ikhsanuddin.

(azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *