UE Terus Jalin Komunikasi dan Tampung Aspirasi Masyarakat

 

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Bakal Calon Gubernur Jambi Drs H Usman Ermulan, MM meningkatkan pergerakan politiknya menjelang pemilihan mendatang.

Awal tahun 2020 ini setidaknya sudah ada di beberapa kabupaten/kota berdiri media center atau rumah aspirasi Usman Ermulan (UE).

Mantan DPR RI tiga priode di Komisi Keuangan itu menunjukkan gaya politik yang berbeda.

Berbeda dengan bakal calon gubernur yang lainnya jika jauh hari mulai jor-joran, namun tidak dengan Usman Ermulan.

Direktur Media Center Usman Ermulan, Hatta Arifin mengaku, kendati demikian Usman Ermulan bersama timnya terus bergerilya secara maraton turun kelapangan.

“Kita terus bergerak secara pasti, saat ini diawal tahun ini sudah ada di beberapa kabupaten/kota berdiri rumah Aspirasi Usman Ermulan,” ujar saat ditemui, Selasa (14/1/2020).

Diakuinya, saat ini Usman Ermulan bersama timnya tengah berkunjung di Kabupaten Sarolangun, Bangko dan Kerinci.

“Beliau saat ini terus menjalin komunikasi dan kunjungan ditengah-tengah masyarakat guna menampung aspirasi masyarakat,” katanya.

Selain itu, Hatta mengaku setiap kunjungan yang dilakukan oleh mantan Bupati Tanjabbar dua priode tersebut selalu mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.

Hal itu dikatakannya, menunjukkan dukungan dan keinginan masyarakat bahwa Usman Ermulan menjadi Gubernur Jambi kedepannya.

“Kita membawa misi luar biasa sesuai dengan dinamika saat ini, diantaranya bagaimana penghasilan petani karet dan sawit meningkat,” tukasnya.

Diketahui, bahwa penduduk Provinsi Jambi mayoritas berprofesi sebagai petani karet dan sawit, namun hingga saat ini pergerakan harga dua komuditas tersebut mengalami penurunan.

Menurut Usman Ermulan, ada upaya dan langkah strategis untuk meningkatkan penghasilan petani karet dan sawit, diantaranya bagaimana menjadikan karet salah satu bahan campuran aspal.

“Kita (karet, red) jangan hanya terpaku dengan harga pasaran dunia, begitu juga jangan terpaku pada penjualan di crum rabbel saja,” bebernya.

Padahal katanya, banyak upaya lain untuk meningkatkan penghasilan petani karet, pertama pemerintah harus berani memutuskan mata rantai penjualan yang begitu panjang.

“Tataniaganya harus dibenahi, karena mata rantainya terlalu panjang sehingga petani yang dirugikan,” imbuhnya.

Menurutnya, jika pemerintah menetapkan harga karet dengan kadar karet (KK) 100 persen Rp 17.000 perkilo dengan tataniaga yang tidak begitu panjang harga ditingkat petani bisa antara Rp 10.000-12.000 perkilo.

“Kenapa saat ini ditingkat petani hanya Rp 7.000 perkilo, karena terlalu banyaknya mata rantai yang bermain, mau tidak mau harga itu ditekan, yang menanggungnya tentu petani,” bebernya.

Selain itu katanya, pemerintah harus mendirikan hilirisasi karet, diantaranya vulkanalisir, olahan campuran aspal. “Ini langkah kita untuk tidak bergantung terhadap harga global dunia,” sebutnya.

Begitu juga ditegaskannya, pemerintah melalui dinas terkait harus menjamin kualitas dan mutu petani karet, seperti kualitas bibit, pengolahan dan pendampingan penjualan hasil produksi. (Budi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *