Dampak Covid-19, Perkumpulan Hijau Jambi Beri Bantuan Warga Pedalaman 

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Warga dipinggir pedalaman kawasan hutan Transad 3, Desa Sepintun dan beberapa desa lain di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun Jambi ini, sejak merebaknya pandemi Covid-19 kebutuhan hidupnya sudah tidak bisa lagi diharapkan.

Sementara, nilai jual hasil bumi mereka, misalnya harga karet saggat murah mencapai Rp4000 per kg. Padahal, selama ini warga mengandalkan hasil dari tanaman tanaman skala besar.

Hal inilah mendorong, Perkumpulan Hijau Provinsi Jambi memberikan bantuan sejumlah bahan pokok kepada puluhan kepala keluarga (KK) disana.

Menurut Direktur Perkumpulan Hijau Provinsi Jambi, Feri, dampak Covid-19 bagi warga pedalaman ini luar biasa.

“Yang dibutuhkan mereka sekarang adalah ketersediaan bahan pokok. Untuk itu kita inisiatif bersama kawan-kawan semua yang peduli untuk membantu bahan pokok mereka, seperti beras, minyak sayur, gula dan lainnya,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (22/4/2020).

Selain bahan pokok tersebut, ujarnya, mereka dibantu bibit untuk bisa dipanen selama satu tiga bulan kedepan, seperti bibit kangkung, bayam, cabe dan jenis tanaman lainnya.

“Nantinya, mereka akan tanam secara komunal atau kelompok. Jadi tidak lagi menanam tanaman keras dan hasilnya juga harus di jual. Sekarang ini, kita galakkan penaman bahan pangan yang langsung bisa dikonsumsi masyarakat,” tutur Feri.

Selanjutnya, dia berharap kepada pemerintah untuk mendorong program-program pangan sampai ke kampung- kampung.

“Karena, ketika wabah Covid-19 ini merebak, hanya yang memguasai pangan saja yang bisa bertahan di kampung. Mereka tidak bisa makan karet dan buah sawit langsung dari hasil panennya,” tandas Feri.

Sementara, Marhoni Ketua Kelompok Tani Hutan, Dusun Transad 3, Sepintun, Kabupaten Sarolangun, Jambi mengaku sangat berterimakasih atas bantuan ini.

Baginya, dampak corona ini sangat terasa bang, terutama di kampung-kampung dipinggiran kawasan hutan terhadap kebutuhan pangan

“Saya berharap peran pemerintah daerah lebih optimal lagi, khususnya diperuntukkan bagi masyarakat pinggiran atau kampung,” imbuh Marhoni.

(azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *