Pasukan Red-C19 Siap Lawan Covid di Jambi

Oleh: Bahren Nurdin

Akademisi UIN STS Jambi dan Direktur Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan [PUSAKADEMIA]

Nampaknya belum ada tanda-tanda menjauhnya Virus Korona (Covid 19) dari negeri ini. Setiap hari ratusan orang dilaporkan positif terjangkit. Beberapa daerah bahkan terus mengurung diri dengan menerapkan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Aktivitas sosial masyarakat pun terus dibatasi sebagai usaha untuk menekan laju penyebarannya. Ramadhan di rumah saja!

Dalam kondisi seperti ini, tidak ada kata lain kecuali menyatukan tekad untuk bersama-sama melawan. Tidak cukup hanya pemerintah, tapi setiap orang harus pula bersepakat untuk menempatkan Covid 19 ini sebagai musuh bersama (common enemy). Itu artinya, setiap orang harus memberikan sumbangan terbaiknya sebagai bentuk perlawanan yang diberikan. Siapa pun dia, harus berbuat.

Bumi Pertiwi sedang memanggil kita semua untuk ikut berjuang. Ya, kita semua! Nyawa anak-anak bangsa tidak boleh melayang sia-sia. Kita harus ‘bertempur’ saling menyelamatkan karena kita semua berharga. Salah satu yang pasti bisa kita lakukan adalah dengan menjadi RELAWAN.

Secara umum, ada dua jenis relawan; medis dan non medis. Relawan medis tentu dilakukan oleh para petugas medis seperti dokter dan perawat baik di rumah sakit mau pun di tempat-tempat yang telah ditentukan oleh pemerintah. Mereka yang berada di garda depan ini tentu harus memiliki qualifikasi dan standar yang baku.

Puluhan ribu relawan medis pun sudah mempersembahkan bakti terbaik mereka. Bahkan, puluhan dari mereka telah menjadi Kusuma Bangsa. Gugur di ‘medan’ laga. Mereka meninggal dunia saat bertugas menyelamatkan para pasien Covid 19. Semoga amal kebaikan mereka menadapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Di luar urusan medis, sesungguhnya kita semua masih bisa menjadi relawan dan pahlawan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa ini. Salah satunya adalah relawan edukasi daring.

*PASUKAN RED-C19*
Untuk menjaring kekuatan tenaga sukarelawan di dunia maya, Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan (PUSAKADEMIA) telah merancang program pembentukan pasukan Relawan Edukasi Daring Covid 19 yang disingkat RED-C19. Saat ini sudah pada tahapan rekruitmen. Ratusan orang pun sudah siap tempur khususnya di kalangan milenial Jambi. Lantas, apa ugensi relawan daring ini?

*Pertama*, media edukasi efektif. Salah satu masalah terbesar penanganan Covid 19 ini adalah terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang virus ini. Artinya, masih banyak masarakat yang belum betul-betul faham seluk beluk virus ini. Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan tersebut, maka akan mudah diperdaya oleh berita-berita hoaks yang menyesatkan. Maka masyarakat harus terus medapatkan pendidikan (edukasi) yang benar.

Pemerintah memang telah menyediakan situs-situs resmi yang dapat diakses secara mudah, namun faktanya tidak banyak masyarakat yang memanfaatnya. Mereka lebih cenderung berpegang pada apa yang menyebar luas di media-media sosial.  Itulah media yang paling dekat dengan hidup mereka saat ini. Maka, cara terhebat untuk menyampaikan suatu informasi bila disampaikan oleh ‘kaumaya’ sendiri. Dengan demikian diperlukan tenaga relawan di antara mereka sendiri sebagai cara edukasi yang efektif dan masif.

*Kedua,* memaksimalkan fungsi media sosial. Masih adakah masyarakat yang tidak memiliki media sosial saat ini? Saya tidak yakin. Bahkan satu orang bisa memiliki lebih dari satu media sosial. Maka ini adalah peluang besar bagi kita semua untuk menjadi relawan edukasi di dunia maya. Kita ambil contoh pemanfaatan whatsapp group (WA). Jika masing-masing kita memiliki dua grup dan aktif memberikan informasi dan edukasi kepada anggota grup masing-masing, maka ratusan orang anggota grup tersebut akan teredukasi dan cerdas dalam menghadapi Covid 19.

Begitu juga halnya dengan media sosial lain seperti Facebook, Instagram, twitter, dan lain-lain yang diyakini memiliki jamaah yang banyak. Jika kita menyediakan diri menjadi rewalawan di media sosial masing-masing secara berkelanjutan maka akan ada gerakan edukasi masif di seluruh pelosok negeri ini. Dampaknya pasti sangat positif bagi bangsa ini.

*Ketiga*, hemat anggaran. Pembentukan, penjaringan dan pelaksanaan tugas para relawan tidak memerlukan biaya yang besar. Dengan modal kuota internet, sudah bisa dilaksanakan. Semua bisa dilakukan secara daring (online) dengan capaian yang masif dan reaktif. Para relawan pun bisa melakukan kegiatannya tanpa terkendala oleh tempat dan waktu (di mana saja dan kapan saja).

Akhirnya, pembentukan Relawan Edukasi Daring Covid 19 (RED-C19) sudah menemui urgensinya. Sekarang dan harus! Siap gempur dan tempur! Masing-masing kita harus menyediakan diri untuk memberikan sedikit waktu kita untuk menjadi relawan. Anda tidak perlu menggunakan APD atau bersentuhan langsung dengan para pasien, cukup dengan hp, anda sudah bisa menjadi pahlawan di negeri ini. ‘Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tapi tanyalah apa yang telah kamu berikan untuk negaramu”  John F. Kennedy. Semoga.

_*Akademisi UIN STS Jambi dan Direktur Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan [PUSAKADEMIA]_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *