Indobesia Tak Menyerah Dengan Covid-19!

Oleh: Bahren Nurdin

Akademisi UIN STS Jambi dan Ketua Relawan Edukasi Daring Covid 19 (REDC19)

Indonesia terserah! Segampang itu kita menyerah?

Betul, kita sedang dihadapkan dengan cobaan yang tidak ringan.
Covid 19 sedang menguji kita dari berbagai sisi; dari nutrisi hingga psikologi. Dari urusan energi hingga ideologi. Semua hal. Justru inilah tantangan yang sebenarnya bagi kita yang mengaku cinta pada tanah air ini. Kita sedang ‘digebukin’!

Bukankah cinta itu diuji saat dalam kesulitan? Jika kondisinya baik-baik saja, jika masih dalam kondisi bulan madu ada orang bilang ‘I love you’ pada pasangannya, itu belum cinta yang teruji. Cinta semu! Semua orang juga bisa bilang cinta. Tapi ketika kesulitan demi kesulitan menerpa, masihkah kata cinta itu terucap?

Justru, pada kondisi ini cinta sangat dibutuhkan. Cinta suci akan bersemi!

Pada kondisi seperti ini seharusnya cinta kita gelorakan pada bangsa ini. Bukan kata ‘terserah!’. Batul kita dalam kesulitan. Batul ada banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Batul banyak rakyat yang ngeyel. Betul banyak kebijakan pemerintah yang mungkin tidak kita suka. Betul banyak orang yang menyakitkan hati. Betul banyak orang yang tidak peduli. Betul…betul…!

Betul itu semua. Tapi apakah itu dapat kita jadikan alasan untuk menyerah?

Malu kita dengan para pejuang bangsa ini. Ratusan tahun mereka hidup dalam kesulitan. Ratusan tahun mereka ditindas. Ratusan tahun mereka menghadapi kekerasan dari para penjajah. Ratusan tahun mereka hidup tidak enak.

Andai mereka bilang ‘terserah’, maka yakinlah kita belum akan menikmati kemerdekaan ini. Kalaulah mereka bilang ‘terserahlah, kami juga bakalan mati di tangan penjajah. Masa depan kalian urus sendiri!’. Bagaimana nasib bangsa ini.

Anak-anak Bangsa, jangan menyerah!
Jangan terlalu ‘cemen’! Kita baru diuji beberapa bulan saja, masak seakan sudah mau menyerah.

Saatnya kita membuktikan kata ‘cinta tanah air’ dengan saling menguatkan satu sama lain. Kita berjuang bersama. Karena hanya dengan kebersamaan dulu para pejuang berhasil mengusir penjajah dari Bumi Pertiwi ini. Kita buka lagi buku sejarah. Kita ambil pelajaran dari semangat mereka.

Kita bangkitkan kembali nilai-nilai patriotisme untuk terus berjuang melawan cobaan ini.

Hanya dengan persatuan kita bisa melihat siapa yang lemah dan siapa yang kuat. Siapa yang setia dan siapa penghianat. Siapa yang berjuang dan siapa yang terbuang. Siapa yang kawan dan siapa yang lawan. Bersatulah!

Jangan menyerah!
Virus ini pasti berlalu. Cepat atau lambat. Pertanyaannya adalah ‘apa baktimu untuk bangsa ini’. Jangan-jangan virus ini dikirim oleh Allah memang untuk menguji kita dalam banyak hal; keimanan, kecintaan, keamanan, ketahanan, kebersamaan, kekeluargaan, dan lain sebagainya. Jika lulus ujian, berarti naik tingkat. Jika tidak, kita akan terjerembab. Sekaligus bahan seleksi!

Jangan menyerah. Jangan putus asa. Apa pun kondisinya kita harus terus berjuang. Jangan katakan ‘Indonesia terserah’. Katakanlah ‘Indonesia Tak Menyerah’.

Jangan kecewakan para pejuang bangsa kita yang telah menyerahkan darah dan nyawa mereka selama ratusan tahun. Kita baru berjuang hitungan bulan, kawan. Kita belum merasakan sakitnya berjuang dengan bambu runcing melintasi hutan belantara, gunung, lembah, dan laut.

Jangan merenyerah! Yakinlah dengan kekuasaan Allah. Yakinlah, siapa saja yang berkhianat akan dilaknat. Pemimpin dan rakyat jelata sama di mata Allah. Jangan jadikan kesalahan orang lain sebagai alasan untuk kita berbuat jahat. Jangan serahkan kunci surga anda pada orang lain. Berjuanglah kerena Allah seperti para pejuang yang memekikkan takbir dalam setiap perlawanan. Allahuakbar!!

Jangan menyerah!
Jangan pasrah!
Jangan kalah!
Kita masih memiliki harapan. Anak cucu kita sedang menanti bakti kita. Semangat dan harapan harus kita kobarkan. Kita tidak ingin tinggalkan sejarah ‘terserah’. Kita tidak ingin dicatatat sejarah yang cacat. Kita ingin mereka bangga bahwa kita pernah melewati wabah covid 19 dengan dengan gemilang dan cemerlang.

#IndonesiaTakMenyerah!

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *