Dampak Covid-19, Pembelian Hewan Kurban di Jambi Merosot 50 Persen

 

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Pandemi Covid-19 hingga sekarang masih belum akan berakhir. Dampak ini dirasakan pedagang hewan kurban di Jambi.

Salah satunya, dialami Indra Suardi (63) warga Serma Ishak, Mayang Mangurai, Alam Barajo, Kota Jambi yang sudah lebih 10 tahun berdagang hewan kurban untuk ibadah umat muslim.

Saat ditemui dikediamannya, dia mengaku sejak pandemi Covid-19, kondisi bisnisnya sangat kuat nian terasa.

“Dari sebelum puasa lalu, tidak boleh mengadakan kumpul-kumpul orang sehingga yang mau hajatan, seperti kekah, sunatan, nikahan atau hajatan lainya batal semua,” katanya.

Dia menambahkan, penurunan dari penjualan ternak sangat drastis. “Dari sekarang penjualan kambing mungkin turun hingga 90 persen, karena orang biasa kekah, sunatan n nikahan sebelum puasa sudah nggak boleh mengadakan kegiatan keramaian,” ujar Indra.

Menurutnya, mereka yang sudah terlanjur melempar undangan hajatannya terpaksa konsumsinya dibagikan ke warga atau ke anak yatim-piatu.

“Sedangkan, yang sudah terlanjur memberikan DP (uang panjer) dibatalkan semua, karena gara-gara korona waktunya tidak tahu sampai kapan akan berakhir,” tandasnya.

Berbeda dengan hewan kambing, untuk pembelian hewan sapi penurunannya hingga mencapai 50 persen.

“Dibandingkan tahun lalu, tahun ini pembelian hewan sapi penurunannya hingga mencapai 50 persen mas. Biasanya kumpulan RT, ibu majelis ta’lim, perusahaan atau kantor pesan banyak, sejak Covid-19 ini pembeliannya jadi berkurang,” ungkapnya.

Indra mengemukakan, kalau mendekati Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, biasanya panitia ada pesan hewan kurban 8 ekor, sekarang jadi 4.

“Kalau mereka pesan 4 jadi 2 ekor, 6 jadi 3. Sekarang ada yang pesan satu dulu biasanya 4 sampai 5 ekor. Saat ini penurunan penjualan sapi kurban sampai 50 persen,” katanya.

Melihat situasi ini, dirinya tidak tahu kedepannya apakah kondisi pesanan hewan kurban bakal menurun atau sebaliknya.

“Kita nggak tahu mendekati lebaran haji tahun ini, kalau tahun kemarin 260 ekor sapi, kambing 220 ekor. Sekarang kambing cuma pesan 40 ekor dan yang baru pesan sudah 2 orang. Biasanya kayak gini udah rebutan pesan,” imbuh Indra.

Untuk sekarang, katanya, lokasi ternaknya hanya ada sapi 85 ekor dan baru separuh yang terjual  “Mudah-mudahan mendekati lebaran haji tercapai atau terjual. Untuk tahun ini bisa terjual 150 ekor itu juga sudah bagus,” tandasnya.

Baginya, dengan adanya pandemi Covid-19, dia tetap optimis menyikapinya. “Langkahnya step-by-step, kalau pesanan meningkat, kita tambah. Kalau ke sananya (mendekati lebaran haji) segitu saja, ya beginilah. Kita menjual yang ada,” ujar Indra.

Namun begitu, dirinya tidak ingin mengecewakan langganan lamanya. “Kita tetap siapkan stok, karena langganan lamanya kadang-kadang 2, 3 hari menjelang hari lebaran pada menghubungi saya. kita sudah siapkan stok dari Lampung,” tukasnya.

Berbeda dari tempat lainnya, perawatan hewan kurban miliknya sangat terawat. “Perawatan intensif, sapi dua kali sehari mandi jam 7 sudah mandi, makan. Nanti jam 11, atau jam 1 makan dedak, bungkil kelapa, onggok singkong. Jam 5 sore kasih minum  nah malamnya jam 10 atau 11 malam makan rumput agar supaya gemuk dan tenang,” katanya.

Bila makan malam, sambungnya, sudah tidak ada lalat dan tidak ada yang ganggu. “Makan malamnya cukup rumput saja, karena sudah kenyang terus tidur.”

“Untuk kotorannya segera dibersihkan dan dikumpulkan. Karena pagi diambil oleh orang-orang sawit untuk pupuk sawit. Untuk anak buah saya ads 6 orang,” pungkas Indra.

Penulis: Azhari

Publish: Budi Harto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *