Bimtek Tebo Bermasalah, HIMASTE Bakal Seret PMD, APDESI serta EO ke Meja Hukum

 

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Himpunan Mahasiswa Tebo (Himaste) Jambi ikut mengomentari perjalanan bimtek perangkat desa Kabupaten Tebo yang sempat menjadi sorotan berbagai pihak beberapa waktu lalu.

Bagaimana tidak, yang seyogyanya perjalanan bimtek atau studi banding yang diikuti oleh hampir 200 orang lebih itu dengan tujuan semula adalah kepulau Lombok.

Namun, perjalanan bimtek tersebut berubah tujuan dan tidak jadi melanjutkan perjalanan tersebut Kepulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perjalanan bimtek itu dilanjutkan ke Jakarta dan Bandung.

Muzakkir Mubarak, Ketua Umum Himaste-Jambi juga mempertanyakan urgensinya dari perjalanan bimtek tersebut yang terkesan dipaksakan ditengah hancurnya anggaran pemerintah oleh hantaman Covid-19.

“Kami minta pihak penyelenggara untuk bertanggungjawab, karena menurut informasi biaya perjalanan yang disetor perorang mencapai 10 juta rupiah, sedangkan jadwal awal anggaran tersebut adalah dengan tujuan kelombok,” ujarnya, Sabtu (22/10/21).

Maka dari itu, pihaknya meminta pertanggungjawaban dari pihak PMD Tebo, APDESI Tebo serta pihak Event Organizer (EO) selaku pihak panitia pelaksana.

Karena dia tidak ingin dana desa yang sejatinya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

“Jika persoalan ini tidak ada pihak yang bertanggungjawab, maka persoalan ini akan kami seret kemeja hijau,” tukasnya dengan tegas.

Tidak hanya itu saja, menurutnya perjalanan bimtek yang sebelumnya yang dilaksanakan oleh PMD Tebo juga tidak menutup kemungkinan adanya terjadinya kecurangan.

Pasalnya, menurut data yang diterimanya ada SPJ perjalanan bimtek yang dinilai tidak wajar dengan anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah desa selaku peserta.

“Jangan jadikan dana desa sebagai ajang korupsi, dana desa itu dititipkan oleh pemerintah adalah untuk membangun dan kesejahteraan masyarakat desa,” imbuhnya.

Untuk diketahui, awalnya rombongan bimtek perangkat desa Kabuaten Tebo dijadwalkan ke Lombok. Namun, karena masalah penerbangan, akhirnya dibatalkan sehingga diganti dengan workshop di Jakarta dan studi Banding dialihkan ke Jawa Barat.

Penulis (Harto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *