JAMBI.KABARDAERAH.COM – Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “bersahaja” memiliki makna sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Pemimpin yang bersahaja adalah mereka yang menghiasi diri dengan kesederhanaan, sederhana dalam berpikir, bersikap, dan berpenampilan.
Sekilas, pemahaman ini mungkin membuat kita berpikir bahwa pemimpin sederhana adalah pemimpin yang biasa-biasa saja. Namun, maknanya lebih dalam dan relevan dengan zaman sekarang.
Sederhana dalam berpikir berarti memiliki visi dan misi yang realistis dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan rakyat. Pemikiran yang seimbang antara konsep ideal dan realitas menjadi kunci. Sederhana dalam bersikap artinya ketika mengambil keputusan, tidak bersifat otoriter dan memberatkan rakyat. Pemimpin bersahaja selalu menyerap aspirasi dari berbagai pihak sebelum bertindak.
Sederhana dalam menjalani kehidupan berarti berpenampilan sederhana dan tidak mengikuti gengsi melainkan fungsi. Gaya hidup yang glamour dari seorang pemimpin dapat menciderai hati rakyat dan menciptakan kesenjangan sosial. Pemimpin yang bersahaja akan selalu berusaha menyesuaikan gaya hidupnya dengan kondisi rakyatnya.
“Jangcik Mozha Pj Bupati Merangin yang baru-baru ini yang di lantik adalah salah satu contoh pemimpin yang bersahaja. Nilai-nilai kesederhanaan yang harus menjadi bagian dari setiap langkah pemimpin agar dapat mengayomi dan menjadi panutan bagi seluruh rakyat. Kesederhanaan menciptakan rasa percaya, bukan curiga atau kebencian, melainkan rasa hormat dan welas asih,” ujar Haidir yang juga sebagai Staf Ahli Bupati, Sabtu (26/10/24) di salah satu Warkop yang ada di kota Bangko.
Masih menurut Haidir, “Pj ini memang beda setiap mengambil keputusan selalu minta pendapat, dan apa saja langkah yang harus di tempuh, jika nantinya Bupati Merangin yang terpilih seperti sipat dan karakter Jangcik Mozha, saya yakin semua elemen masyarakat akan nyaman dan damai,” tandasnya.
Penulis : Helmikey