JAMBI.KABARDAERAH.COM – Lubuk Larang adalah sebuah tradisi di provinsi Jambi, yang merupakan kesepakatan pada aliran sungai tertentu, yang dilarang untuk beraktivitas mengambil ikannya dengan cara apapun. Hal ini guna melindungi populasi ikan serta menjaga kelangsungan hidup ekosistem di sungai.
Kesepakatan adat ini secara turun temurun dilakukan antara masyarakat dan lembaga adat. Dan menjadi simbol tersendiri akan kebersamaan dan gotong royong. Tradisi ini tetap lestari di beberapa wilayah Jambi seperti Bungo, Merangin, dan Sarolangun.
Seperti Desa Danau Kecamatan Nalo Tantan merupakan suatu desa di Kabupaten Merangin. Desa yang penduduknya mayoritas petani karet dan sawit itu termasuk Desa yang subur dan terus menjaga kearifan lokal. Hal itu terbukti dengan budaya dan adat yang kental. Satu cara masyarakat menjaga adat budaya terlihat degan cara masyarakat membuat lubuk larang dan bertahan hingga bertahun-tahun.
Selasa (3/10/23) besok, direncanakan akan di buka lubuk larang tersebut, seperti yang di ungkapkan oleh Jariah S.pd Kepala Desa Danau, dirinya menjelaskan kalau lubuk larang tersebut sudah di jaga beberapa tahun, dan ikan yang ada di sungai tersebut bermacam-macam antara lain ikan semah, ikan baung, ikan dalum, lampam, Gurami, ikan Batu, dan banyak lagi jenis ikan yang ada di lubuk larang Desa Danau tersebut.
Dan masih menurut Jariah, ikan tersebut di panen oleh warga Desa Danau itu sendiri, namun hasil panen akan di jual ke siapapun yang berminat dan hasil dari penjualan ikan tersebut akan di sumbangkan untuk pembangunan Mesjid Desa Danau.
“Iya rencana besok pagi kami akan buka lubuk larang yang telah kami pelihara kurang lebih selama empat (4) tahun lama nya, ikan tersebut akan di panen oleh warga kami, dan akan kami jual untuk disumbangkan ke Mesjid, dan rencana pembukaan lubuk larang tersebut akan di buka oleh Camat Nalo Tantan Agus Salim,” ujar Jariah.(Helmi)
