Kurs Rupiah Terpuruk, BI Jambi Berharap Semua Pihak Berikan Informasi yang Tidak Menyesatkan

JAMBI I Kabardaerah.com –– Sejak kurs rupiah terpuruk, yakni mencapai lebih Rp15.000 mulai tadi malam, banyak polemik di masyarakat bahwa akan terjadi krisis moneter (krismon) sebagai tahun 1998 lalu.

Namun, hal tersebut dibantah Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Jambi, Bayu Martanto. Dengan kejadian itu, dia meminta semua pihak untuk menyampaikan informasi yang menyejukkan dan tidak menyesatkan.

Menurutnya, posisi kurs rupiah tahun 2018 saat ini dengan tahun 1998 lalu jauh berbeda. Pasalnya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar memang terjadi di Indonesia, tapi beberapa negara emerging market itu juga mengalami hal yang sama.

“Kalau dibandingkan dengan kondisi tahun 1998, kalau kita lihat semuanya berbeda jauh. Dulu itu kan, dalam satu tahun, 1997 ke 1998 itu kurs rupiah terdepresiasi sampai 254 persen,” ungkap Bayu di Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi di kawasan Telanaipura, Kota Jambi, Rabu (5/9/2018).

Sementara itu, sambungnya, kalau dilihat kondisi sekarang di tahun  2018, dibanding tahun 2017 lalu itu, rupiah hanya terdepresiasi 11persen,” tegasnya.

Didampingi Fadhil Nugroho selaku kepala tim advisory dan pengembangan ekonomi dan A Pandu Wirawan sebagai kepala tim SP, PUR, Layanan dan Administrasi BI Perwakilan Jambi, Bayu menambahkan, indikator lainnya yang tak penting, yakni ketersediaan cadangan devisa Indonesia.

“Kondisi cadangan devisa juga jauh. Dulu itu cadangan devisa hanya USD 23 miliar, dan saat ini cadangan devisa kita masih aman, yakni sebesar USD 118,3 miliar,” urainya.

Dia juga optimisme akan pertumbuhan ekonomi, bahkan bisa didongkrak. Salah satunya kebijakkan pemerintah mewajibkan penggunaan biodiesel untuk bahan bakar minyak.

“Bahan bakar nabati itu kan kita punya potensi sawit. Jadi penggunaan biodiesel itu akan menyerap CPO kita,” imbuhnya.

Disamping itu, lanjut Bayu, akan bisa menghemat devisa negara. “Karena kita bisa lebih menghemat mengimpor minyak. Harapannya sih bisa menghemat devisa negara,” harap Bayu. (azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *