DPW PPP Jambi Akui Bacagub Usman Ermulan Bersih Dari Urusan Hukum

 

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Dewan Perwakilan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Provinsi Jambi secara resmi telah menutup waktu jadwal penjaringan bakal calon Gubernur Jambi 2020.

Partai berlambang Ka’bah tersebut tak luput disambangi oleh berbagai bakal calon gubernur, diantaranya ada Bupati Merangin Al Haris, Mantan Bupati Tanjabbar dua priode Drs H Usman Ermulan, Ramli Taha, H A Bakri, Sy Fasha, Al Haris dan Cek Endra.

Evi Suherman, DPW PPP Jambi mengaku diantara calon gubernur yang sudah mendaftar di partai dakwah tersebut hanya Usman Ermulan yang memiliki rekam jejak yang tidak berurusan dengan pihak penegak hukum.

“Saya bersahabat dengan pak Usman Ermulan ini sejak lama, Dia tidak ada kasus atau tersandung masalah hukum mulai dari DPR RI hingga jadi bupati. Jangankan Jaksa hansip saja tidak ada manggil beliau terkait hukum,” ujarnya, saat menyambut kedatangan Usman di DPW PPP Jambi, Rabu (30/10/2019).

Evi juga merasa terharu dengan kedatangan Usman Ermulan untuk melamar partainya pada pilgub mendatang, meski diakuinya PPP memiliki tiga kursi di DPRD Provinsi Jambi.

“Insya Allah jika survenya masuk kita siap dukung pak Usman di Pilgub mendatang,” ujarnya.

Begitupun dengan Usman Ermulan mengaku bahwa sudah berteman sejak lama dengan DPW PPP Provinsi Jambi itu, begitupun diakuinya sebelumnya di DPR RI memiliki kesamaan dengan PPP dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

“Mengenal pak Evi ini cukup lama, dia juga pernah menjadi bagian tim pada saat saya maju pada pilgub tahun 2005 lalu,” ujarnya.

Dihadapan Evi, Usman Ermulan menyampaikan majunya sebagai calon Gubernur Jambi karena panggilan jiwa. Ia menilai saat ini terjadinya ketimpangan terhadap kesejahteraan masyarakat.

Apa lagi dikatakan oleh mantan anggota DPR RI tiga priode dikomisi keuangan ini, sebagian besar rakyat Jambi berprofesi sebagai petani, diantaranya mayoritas sebagai petani karet dan sawit.

Menurutnya diantara penduduk Provinsi Jambi ada sekitar 400 ribu kepala keluarga berprofesi sebagai petani karet dan sawit. Namun, sejak beberapa tahun terakhir harga karet dan sawit sebagai komoditi unggulan di Jambi itu terus merosot.

Silih berganti puncak kepemimpinan Provinsi Jambi. Namun hingga saat ini belum ada upaya dan solusi kongkrit yang ditawarkan oleh pemerintah daerah dalam meingkatkan hasil petani.

Meski harga komodit karet dan sawit ditentukan oleh pasar global. Pria yang akrab disapa UE ini memaparkan beberapa solusi kongkrit yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi serta meningkatkan tingkat tarap hidup para petani tanpa harus mengubah lahan karet dan sawit kelahan komoditi lainnya. Diantaranya bisa dengan cara memperbaiki sistem tataniaganya, Hilirisasi karet, Hingga program replanting dengan pemilihan bibit-bibit terbaik.

Pertama Hadir Dengan Mendepankan Perbaikan Sistem Tata Niaga

Jika dipantau, khususnya dari proses tataniaga karet saat ini, UE menilai proses tersebut terlalu panjang, sehingga menyebabkan selisih harga yang ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan Kadar Kering (KK 100 persen) hingga 160 persen ditingkat petani.

Setidaknya harga bokar yang diterima petani saat ini tidak lebih dari Rp. 6.500/Kg. Meskipun dengan KK tidak sampai 100 persen, minimal bisa mengatasi harga hingga 80 persen atau setara di atas harga Rp.10.000 /Kg dikalangan petani.

Untuk permasalahan ini, banyaknya mata rantai yang bermain, rendahnya kualitas karet petani, kurangnya sosialisasi dan pengawasan dari pemerintah terhadap kualitas karet, serta minimnya unit pengelolaan dan pemasaran karet yang disupport oleh pemerintah.

“Bila kualitasnya kurang baik tentu itu akan menjadi alasan pedagang untuk membeli dengan harga rendah. Pemda melalui dinas terkait bisa mengatasinya agar kualitas karet petani itu ada mutunya,” ujarnya saat dibincangi.

Kedua Peningkatan Pemanfaatan karet, Serta Hilirisasi

Tak hanya sebatas itu, dengan komitmen dan ketegasan pemerintah meningkatkan pemanfaatan karet pada komponen insfartruktur, seperti aspal berbahan campuran dari karet, mendirikan hilirisasi karet sebagai langkah strategis, menbangun pabrik vulkanisi, perlu dikedepankan untuk memecahkan permasalahan kemerosotan harga karet di petani.

“Kita jangan hanya ketergantungan pada pabrik crumb rubber saja, bagaimana kita membangun hilirisasi karet,” tukasnya.

Karena dia tidak ingin ke depannya transaksi ekonomi di Jambi menjadi lesu dengan anjloknya harga karet, menurut mantan anggota DPR RI ini, anjlok harga komoditi tersebut akan berimbas panjang dimulai dari bisnis, ekonomi, serta pendidikan. (Budi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *