Seminar Hari Santri, Wakil Gubernur Jambi dan Anggota DPRD menjadi Narasumber 

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Kemas Alfarabi mengawali talkshow dengan menyebut secara rinci sejarah masuknya islam di nusantara dan berdirinya pesantren oleh sunan gresik dan diteruskan anaknya sunan ampel, dalam perkembangannya kemudian pesantren salaf pengajaran kitab islam klasik ulama abad pertengahan yang terbagi dalam golongan keilmuan nahwu dan sharaf, Fiqh, Usul Fiqh, hadist, tafsir, tauhid, tassawuf, etika, tarikh dan balaghoh.

Menurut Kemas Alfarabi, yang merupakan cucu pendiri NU Jambi ini, pemerintah membuat pengakuan resmi atas peran besar umat islam dan santri dalam merebut, mempertahankan dan menjaga NKRI atas resolusi jihad oleh KH Hasyim Asyari dalam menentang tentara sekutu, yang berdasar keputusan presiden RI No 22 tahun 2015 tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri nasional, kemudian ditetapkan UU No 18/2019 tentang Pesantren dan Peraturan Presiden No 82 tahun 2021 tentang pendanaan penyelenggaraan pesantren.

Seminar Hari santri nasional Universitas Jambi yang bertema bersama santri tanamkan nilai Keislaman dan Keindonesiaan untuk mewujudkan kemajuan peradaban bertempat di lantai 3 Aula Rektorat Kampus Unja Mendalo Sabtu (18 November 2021) sebagai narasumber Wakil Gubernur Abdullah Sani, Anggota DPRD Provinsi Kemas Alfarabi, turut hadir mewakili Rektor yakni Wakil Rektor 3 UNJA Dr Tedja Kaswari, Dr Supian Ramli, Suparmin anggota KPUD dan peserta seminar 110 orang dan mahasiswa zoom meeting daring online sebanyak 500 mahasiswa UNJA.

Lebih lanjut Anggota Komisi 1 DPRD provinsi Jambi memaparkan berdasar data kementrian agama saat ini terdapat 18,49 juta santri yang tersebar dari 28.194 pondok pesantren yang tersebar diseluruh Indonesia.

Bang Al sapaan akrabnya menjelaskan perjuangan kaum santri masih akan terus berlanjut kedepan dalam menghadapi paham-paham yang mengganggu eksistensi dan ideologi negara, berkontribusi bagi gerakan islam moderat, inklusif dan konstruktif.

Wakil Ketua DPW PKB Provinsi Jambi ini berpesan kepada Mahasiswa milenial yang tumbuh pada era digital harus meningkatkan kecerdasan intelektual, entrepreneurship yang terampil, integritas dan kepribadian luhur, ditunjang sikap optimisme dan kepercayaan diri, kreativitas dan koneksi atau networking melalui organisasi.

Sebelum penutupan mantan anggota DPRD Kota Jambi menjawab pertanyaan para peserta seminar tentang kompetisi masa depan, bonus demografi, organisasi, politik dan masyarakat.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *