Dalam Kunjungannya, Warga Jambi Minta “Oleh – oleh” Ekonomi ke JK

Jambi I Kabardaerah.com — Jusup Kalla (JK) Wakil Presiden RI berkunjung ke Jambi, dalam kunjungannya, JK dijadwal mengisi kuliah umum di Universitas Jambi di Mendalo, Kabupatem Muarojambi, Jambi, Sabtu (4/8/2018).

Sebagai pemangku kebijakan, dalam kunjungannya tersebut masyarakat Jambi berharap JK dapat memberikan dampak postif terhadap kesejahteraan masyarakat Jambi, khususnya dibidang perekonomian masyarakat.

Pasalnya, beberapa nilai jual harga komoditi unggulan rakyat Jambi terus mengalami penurunan, seperti disektor karet dan sawit. Sementara dua komoditi tersebut merupakan sektor utama penghasilan rakyat Jambi.

Tokoh masyarakat Jambi Hatta Arifin berharap kunjungan JK ke Jambi menjadi “oleh-oleh” baik bagi masyarakat Jambi dalam kondisi keterpurukan ekonomi saat ini.

“Menjelang Pilres 2019 ini, saya harap dengan kunjungan JK keJambi dapat memberikan win-win solution bagi masyarakat Jambi, kita ketahui saat ini hasil komoditi para petani terus mengalami penurunan harga, seperti karet, sawit, pinang dan kopi,” ujarnya, Sabtu (4/8/2018).

Dikatakannya, jika ditanya masyarakat Jambi masih makan atau tidak, tentu masih makan, akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan pokok lainnya seperti biaya pendidikan dan kesehatanan tidak sebanding dengan kondisi ekonomi saat ini.

“Harga komoditi masyarakat tidak lagi seimbang dengan harga sembilan bahan pokok, kalo ditanya apakah masyarakat masih makan tentunya masih makan, palingan mereka makan dengan lauk seadanya,” paparnya.

Hatta menilai saat ini Pemerintah Pusat maupun daerah terkesan tidak serius menanggapi permasaalahan ekonomi masyarakat, padahal katanya banyak solusi yang dibangun untuk meningkatkan penghasilan masyarkat.

Salah satu contoh disebutkannya dibidang perkebunan karet, jika selama ini masyarakat dalam satu hektar lahan hanya mampu memproduksi 10 kilo gram, tetapi bagaimana kedepannya upaya pemerintah dengan luas lahan yang sama bisa memproduksi 40 kilo gram.

“Jika biasanya masyarakat dalam satu hektar kebun karet hanya menghasilkan 10 kilo gram, tetapi bagaimana caranya dengan luas yang sama bisa menghasilkan produksi yang lebih, paling tidak dengan produksinya meningkat bisa menutupi harga karet yang jatuh bebas,” paparnya.

Sementara itu, Drs H Usman Ermulan menyarankan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk aktif menyampaikan setiap kondisi dan permasalahan yang  tengah dihadapi didaerahnya masing – masing kepada Presiden selaku pemangku kebijakan.

“Saya apresiasi dengan Presiden sebelumnya, karna pada selasa tanggal 31 kemarin Presiden memanggil seluruh Bupati dan diminta untuk menyampaikan setiap persoalan yang tengah dihadapi,” katanya.

Karna diakui oleh Usman, apa yang menjadi persoalan itu tentunya yang lebih memahami adalah masing-masing kepala daerah itu sendiri.

Namun dia menekankan kepada pemerintah daerah agar dapat memberi atau mencari solusi ekonomi rakyat yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alamnya.

Penulis: Budi Harto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *