UE Dorong Dana CSR Untuk Ciptakan Peluang-peluang Usaha Bagi Generasi Muda

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Mantan Bupati Tanjungjabung Barat, Jambi Usman Ermulan menilai, daerah-daerah penghasil Migas (minyak dan gas) yang tingkat pertumbuhan produksinya rendah harus berusaha meningkatkannya.
Menurutnya, perusahaan penghasil Migas berperan serta untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah. Misalnya, kata Usman, dapat memajukan sejumlah sektor-sektor ekonomi, budaya, lingkungan, pendidikan, kesehatan dan UMKM.
“Jadi peran SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Sumbagsel diharapkan tidak hanya DBH (dana bagi hasil) Migas saja, tapi anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan harus ada, yakni untuk meningkatkan pendapatan pertumbuhan masyarakat setempat,” tegas Mantan Bupati Tanjab Barat dua periode ini.
Dia menambahkan, bahwa dana CSR bisa untuk menciptakan peluang-peluang usaha terutama bagi generasi muda, walaupun seperti bengkel motor, pandai besi dan lainya sesuai kebutuhan masyarakat sekitar.
“Intinya mendorong kesejahteraan masyarakat, tidak hanya meningkatkan DBH saja, tapi CSR betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan lingkungan yang ada di daerah migas tersebut,” tukas Usman, Senin (21/10/2019).
Selama ini, dalam pandangannya, daerah penghasil migas tidak ada jaminan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Berapa banyak produksi minyak, tapi belum tentu masyarakat sekitarnya sejahtera. Tidak ada jaminan itu.”
“Kita mengimbau supaya Migas ini produksinya begitu ril harus transparan dilaporkan. Jangan ada main disitu,” tegas mantan anggota DPRRI tersebut.
Dari pengalamannya menjadi Bupati Tanjungjabung Barat, bahwa DBH bisa ditingkatkan penghasilannya. “Pengalaman saya di Tanjungjabung Barat dulu, DBH itu dari Rp246 miliar, yakni di PetroCina setelah ditertibkan pemda dapat menghasilkan hampir Rp700 miliar. Jadi saya kira harus transparan dalam produksi itu,” tandas Usman.
Karena itu, ujarnya lagi, pemerintah daerah harus punya strategi dan pengetahuan yang luas terhadap produksi minyak.
“Untuk meningkatkan produksi migas, jangan kita dibodohi. Harus transparan dengan memberikan data yang sebenarnya tentang produksi minyak di daerah tersebut dan berapa DBH-nya,” tuturnya.
Usman berharap, pihak perusahaan Migas di Jambi harus transparan agar masyarakat bisa menerima manfaat dari hasil produksi Migas mereka.
(azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *