OPINI  

Kedewasaan Berpolitik: Pemimpin Berjiwa Besar, Masyarakat Berhati ‘Lebar’

Oleh: Bahren Nurdin

(Akademisi UIN STS Jambi dan Direktur Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan)

Pemilihan Gubernur Jambi tahun 2020 selesai. Pemungutan Suara Ulang (PSU) pun telah terselenggara dengan baik sehingga hasilnya sudah dapat diterima oleh semua pihak. Tidak ada lagi gugatan di Mahkamah Konstitusi. Siapa pun yang keluar sebagai orang yang terpilih maka Pasangan Calon (Paslon) itulah yang mendapat amanah untuk menjalankan roda pemerintahan di provinsi ini untuk periode mendatang.

Sungguh, sama-sama kita ketahui dan rasakan bahwa Pilkada banyak sedikit telah membuat masyarakat terkotak-kotak sesuai dengan pilihan politik masing-masing. Pilihan politik tidak jarang membuat orang harus ‘berhadapan’ dengan lawan politik. Sementara kepentingan politik seringkali menisbikan kepentingan kekeluargaan dan nilai-nilai sosial. Singkatnya, tidak jarang pilihan politik membuat orang terpecah belah.

Tidak bisa dikatakan wajar. Tapi itulah fakta yang terjadi di tengah masyarakat. Tinggal lagi, perpecahan-perpecahan ini tidak boleh bersifat permanen. Semestinyalah, setelah perhelatan Pilkada ini semua pihak kembali menjalin simpul yang terurai dan menyatukan diri dalam konteks-konteks sosial kemanusiaan dan kekeluargaan. Kepentingan politik keberpihakan harus dihapuskan. Kita satu!

Tentu ini harus dimulai dari mereka yang bertarung di atas ‘ring’; Pasangan Calon (Paslon). Ini pun sudah ditunjukkan oleh Paslon yang dinyatakan pemenang oleh KPU Provinsi Jambi yaitu Pasangan Al-Haris dan Abdullah Sani. Kedatangan Al-Haris ke kediaman Cek Endra menjadi fenomena politik yang santun, beradab dan menyejukkan. Berjiwa besar!

Silaturrahim seperti ini menyiratkan bagaimana kedewasaan politik kita semakin matang. Yang menang tidak harus jumawa dan ‘show of force’ dan yang kalah tidak harus berlarut-larut dalam kekalahan. Semua proses secara konstitusional telah dilakukan dengan baik. Semua tim masing-masing sudah bekerja dengan sangat maksimal. Pilihan masyarakatlah yang menjadi penentu.

Maka dari itu, kematangan politik ini akan semakin lengkap jika diikuti oleh semua pihak terutama tim sukses dan masyarakat baik di dunia nyata maupun di dunia maya (medsos). Tim sukses tidak boleh lagi ‘berkampanye’ dengan pernyataan-pernyataan yang masih menandakan keberpihakan apa lagi bernuansa prokatif. Jangan! Tim sukses sudah seharusnya dibubarkan dan dileburkan menjadi tim masyarakat Jambi. Satu tim menyukseskan pembangunan daerah ini bersama gubernur yang terpilih.

Begitu juga dengan masyarakat luas. Boleh jadi suara anda berada pada Paslon yang tidak terpilih. Itu bukan berarti suara anda tidak berarti apa-apa. Sungguh sangat berarti dalam dunia demokrasi. Satu suara yang diberikan (pada paslon mana pun) adalah partisipasi yang berarti untuk keberlanjutan pembangunan di negari ini.

Saya tegaskan lagi, Pilkada hanyalah cara bukan tujuan. Tujuan Pilkada itu adalah terpilihnya pemimpin yang legitimit dan berkualitas untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Catat, substansi pilkada itu kesejahteraan rakyat. Itu yang harus dicapai dengan Pilkada yang kita lakukan.

Akhirnya, Pemilihan Gubernur Jambi sudah kita laksanakan bersama, dari penyelenggara, tim sukses, pihak keamaan, hingga masyarakat luas telah memberikan kontribusi terbaiknya masing-masing. Kini saatnya kita kembali menyatukan diri. Hal ini telah dimulai oleh Gubernur terpilih Al-Haris yang langsung bersilaturrahin dengan CE. Ini secara simbolik menyiratkan, Kito orang Jambi galo tanpa lagi ada nomor 1, 2 dan 3. Selamat untuk masyarakat Jambi#

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *