Usman Ermulan Ikut Prihatin Korban Bencana Palu di RSUD Abdul Manaf

Jambi I Kabardaerah.com — Sejak kepulangan warga Jambi, Salma dan Aspin berserta dua orang anaknya yang terdampak bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah pada Selasa malam (09/10/2018) lalu terus mendapatkan simpati dari berbagai pihak, tak terkecuali dari Mantan Bupati Tanjabar dua Priode, H Usman Ermulan MM.

Mendengar adanya kabar warga Jambi yang tengah dirawat di Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Jambi, Usman Ermulan saat itu tengah berada di Jakarta langsung bertolak kejambi untuk mengunjungi korban pada Kamis malam (11/10/2018) sekitar pukul 21.00 Wib.

Usman mengaku turut merasa prihatin dengan kondisi korban jiwa yang selamat itu, Usman juga mengucapkan terima kasih atas inisiatif Walikota Jambi Syarif Fasha yang sudah membiayai biaya kepulangan mereka.

“Korban itu trauma sekali dengan kejadian bencana itu, semoga korban tabah menghadapi cobaan ini. Serta iberikan kesembuhan dan tetap semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari ,” kata mantan DPR RI tiga periode ini, Kamis (11/10/2018).

Selain itu, Usman mengatakan masih mencari informasi tentang masih adanya warga Jambi yang berada di Sulteng untuk dipulangkan ke kampung halaman, dan Usman sendiri siap mengumpulkan dana sumbangan para masyarakat.

“Kita siap membantu untuk mencari ongkos keberangkatan, dengan kawan-kawan,” tegas Usman.

Sementara itu Salmah mengucapkan rasa syukurnya tiba di Jambi bertemu kembali dengan pihak keluarga. Ia memastikan diri untuk menetap selamanya di Mendahara Tengah dan tak ingin pagi ke Palu karena trauma dengan kejadian bencana itu, dikhawatirkan akan terjadi.

“Usaha apa saja yang penting bisa untuk makan,” katanya.

Pahit kehidupannya selama dua belas hari mengungsi di atas bukit di dekat kantor pemerintah di Donggala, diceritakan tanpa makan dan minum selama tiga hari, hingga akhirnya ada orang yang menolongnya.

Awal mula, Ia pulang dari berjualan keliling makanan Qitela. Saat itu dia sedang berada diluar rumahnya sekitar pukul 18.00 WIB, suami dan dua orang anaknya berada di ruang tengah.

Mereka merasa adanya getaran kuat, yang membelah jalan di depan rumahnya. Bahkan sang suami sempat mengalami luka-luka akibat ambruknya bangunan dirumahnya. Sebelum terjadinya gelombang tsunami yang meratakan seluruh pemukiman di kawasan itu, mereka cepat berlari menyelamatkan diri.

“Kami melarikan diri ke lapangan, suami mengendong anak-anak ke bukit di kantor pemerintahan untuk mengungsi tanpa makan dan minum selama tiga hari,” tangisnya.

Selama di pengungsian, kedua anaknya menderita penyakit demam dan muntah-muntah karena tak ada yang makanan yang dikonsumsi. Lalu, Ia bertemu dengan seorang anggota TNI Angkatan Udara asal Jambi bernama Sertu Amrin Hakim membantu mereka untuk melakukan komunikasi ke keluarga di Jambi dan mengantarkannya untuk pulang.

Untuk diketahui, gempa bumi dan tsunami di Sulteng yang menyebabkan lebih seribu warga meninggal dunia, dari 2 ribu lebih lainnya terluka, dan 70 ribu lebih jiwa menggungsi.

Penulis: Budi Harto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *