Petani Sawit Menjerit, 1,5 Kwintal Sawit Tak Bisa Untuk Beli Cabai Sekilo

JAMBI.KABARDAERAH.COM, Merangin – Saat ini hampir semua harga bahan pokok melesat naik, salah satunya ada cabai. Hampir semua jenis cabai harganya naik, dan yang paling mahal adalah cabai merah dan cabai rawit geprek, pada cabai merah yang harga normalnya hanya kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu saat ini dijual Rp 100 ribu perkilonya, sementara cabai rawit geprek yang sebelumnya hanya kisaran Rp 50 ribu saat ini sudah Rp120 ribu perkilonya.

Namun harga bahan pokok ini berbanding terbalik dengan pendapatan warga yang mengandalkan dari hasil perkebunan kelapa sawit. Harga Sawit yang sebelumnya mencapai harga hampir Rp 3 ribu perkilonya kini hanya Rp 1 ribu perkilonya, harga ini belum dikurangi dengan ongkos transportasi, muat hingga panen.

Rohim salah satu petani yang dijumpai media ini mengatakan saat ini petani sangat terpuruk,  dimana sawit yang hampir menjadi andalan kelangsungan hidup saat ini harganya jatuh.

“Ya, 1,5 kwintal sawit Tak Sanggup membeli 1 kilo cabai, sehingga sangat tak berimbang. Saat ini ke petani hanya kisaran Rp 600 sampai Rp 700, itu belum lagi untuk biaya pupuk, saat ini tidak ada pupuk yang murah. Kalau harga normal dan bisa mengimbangi kebutuhan setidaknya ke petani itu harus minimal Rp 2 ribu, sehingga semua kebutuhan bisa terkafer”jelas Rohim.

Sementara itu Rafidal salah satu pedagang cabai mengatakan jika harga sawit juga mempengaruhi omzet dirinya berjualan.

“Karena warga banyak mengandalkan dari sawit sehingga omzet kami turun hingga 60 persen, betapa tidak sawit 1,5 kwintal tidak bisa membeli 1 kilo cabai, saat ini yang ke pasar pun sepi, orang yang biasanya membeli kiloan, sekarang cuma main ons” keluh Rafidal.

(nafaz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *