Heboh, Warga Temukan Lapadz ‘Allah’ dan ‘Muhammad’ di Sandal Jepit Pedagang Asongan

Merangin I Kabardaerah.com — Dugaan penistaan agama Islam kembali terjadi di Jambi. Kali ini kejadian di Kabupaten Merangin, Jambi, seorang pelaku membuat tulisan lafadz “Allah” dan “Muhammad” di sandal jepit miliknya untuk digunakan sehari-hari.

Sontak saja, akibat peristiwa ini membuat umat muslim ‘terbakar’ emosi, termasuk perwakilan dari Aliansi Muslim Merangin.

Pelaku tersebut diketahui bernama Firdaus (41) biasa dipanggil Pidos. Dalam kesehariannya, Dia bekerja sebagai pedagang asongan di Terminal Tipe A, Pulau Tujuh, Desa Langling, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi.

Sementara, barang bukti sudah diamankan warga. Di sandal sebelah kanan dituliskan lafadz Allah dan sebelah kiri tulisan lapadz Muhammad dengan hurup arab.

Kejadian ini pertama diketahui rekan kerja Pidos, Nurhayati (53) warga Kecamatan Pamenang. Dia sudah mengingatkan perbuatan Pidos namun pelaku malah menentang nasehat dari Nurhayati.

“Pertamo sayo tengok, iko gambar apo Dos? sayo tanyo. Caliak lah surang keceknyo. Iko namo tuhan kito ko, ngapo kau tulis diselop. Serah denlah jawabnyo, terompah-terompah den, den dak ganggu urang do, jawabnyo,” cerita Nurhayati saat diwawancarai, Rabu (6/12/2017) di Terminal Pulau Tujuh.

“Besoknyo ado pak Ansori. Sayo bilang tengok pak, pak ansori bilang Dos kau bahayo gek. Jawabnyo serahlah terompah den, dio inikan awalnyo Muslim sekarang pindah agama ke Kristen,” lanjut Nurhayati.

Hal senada juga disampaikan oleh Amin Hudori, Wakil ketua Terminal Pulau Tujuh dari Kementrian Perhubungan yang juga sudah mengingatkan dan mengusir pelaku dari komplek terminal.

“Setelah sayo tahu dari ibu Nurhayati, saya panggil si Pidos. Saya bilang jangan dipakai lagi sandal itu. Seminggu setelah itu dipakai lagi saat saya piket. Akhirnya datanglah anggota saya membawa sendal dan pelaku ngadap saya. Sudah jelas aku bilang itu nama Allah, kalo tulisannyo laten mungkin dak begitu sakit, ini tulisan arab,” ujar Hudori dengan nada kesal.

Saat dipanggil Hudori, pelaku mengelak dengan mengatakan bahwa tulisan tersebut bukan dibuat olehnya, namun oleh anaknya.

“Itu bukan aku yang buat, kato dio. Itu yang buat anaknyo, sedangkan anaknyo baru berumur tiga tahun. Mana bisa anaknya yang buat. Akhirnya kami amankan dengan dio tinggalkan terminal ini, aku dak mau nengok wajah kau lagi. Jangan kau injak sini lagi,” tegas Hudori.

Sementara itu, Noverman beserta rekannya dari Aliansi Muslim Merangin yang mendapati informasi dugaan penistaan agama langsung bergerak menelusuri kebenaran kejadian tersebut dengan mendatangi rumah pelaku.

Setelah mendapat informasi dari petugas Kemenhub di terminal, aliansi ini langsung meluncur ke tempat yang dilaporkan.

Ternyata betul mendapatkan foto dan video pelaku saat memegang sendal tersebut yang direkam petugas, selain itu kami juga mendapatkan sendal yang dimaksud.

Setelah itu Noverman beserta rombongan langsung menuju kediaman pelaku. Mereka ingin mengetahui motivasi pelaku yang dianggap telah melukai hati umat Islam atas perbuatannya.

“Kami datangi rumah pelaku, kami hanya bertemu dengan anak dan istrinya yang mengatakan suaminya sedang berjualan di lampu merah kawasan Pom Bensin Pematang Kandis,” tuturnya.

Tentu sebagai umat Islam hati mereka kembali terluka oleh perbuatan pelaku. “Kami tak akan tinggal diam atas perbuatan pelaku. Secepatnya kami akan konsolidasi untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwajib agar diproses secara hukum,” ujar Noverman mengakhiri. (azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *