Danyonif Beri Tiga Resep Bina Anak Punk

Danyonif Rider 142/Ksatria Jaya Letkol Inf Riyandi

Jambi, KD — Komunitas anak punk di sebagian masyarakat dianggap selalu meresahkan. Tapi tidak demikian dengan Danyonif Rider 142/Ksatria Jaya Letkol Inf Riyandi yang telah dipercaya untuk membinanya dari Satpol PP dan Dinas Sosial Kota Jambi.

Menurutnya, pada dasarnya manusia itu tergantung pada hatinya, bila segumpal daging itu rusak maka rusaklah segalanya.

“Mereka bukanlah pribadi kriminal mereka hanya sekelompok remaja yang mencari jati diri dan menemukan eksistensinya bersama kelompok punk. Ini yang harusnya disesalkan,” tegas Riyandi kepada media daring ini.

Dia menilai, mulailah dari keluarga yang anak-anaknya harus bisa merasakan eksistensi di keluarga bukan pelampiasan emosi orangtuanya.

“Hal ini yang kebanyakan terjadi dan mereka salah memilih jalan. Kita atau masyarakat pun harus mampu memberi solusi bukan hanya menyalahkan mereka, sehingga tidak hidup di jalanan,” tutur Danyonif.

Riyandi berharap, masyarakat dapat menerima mereka. Pasalnya, mereka telah berjanji kepada Danyonif untuk tidak menjadi anak jalanan lagi.

“Mereka anak yang salah langkah. Mungkin kitanya yang tidak pernah menjadi tempat curhat mereka, sehingga mencari ketenangan dan kesenangan dari luar melalui medsos,” imbuhnya.

Yang paling utama memukul mentalnya tidak bisa dengan cara dielus-elus. Namun, katanya, harus dengan tepat penanganannya, sehingga mereka tidak depresi.

“Alhamdulillah mereka tidak depresi, malah senang. Saya menjamin jika anak punk yang digembleng tidak menjadi baik dalam bekerja, laporkan ke saya. Saya akan tindak tegas,” tegas Riyandi.

Baca juga : anak-punk-butuh-pekerjaan

Resep pembinaan Danyonif dalam membina mental komunitas anak punk, dengan tiga program pembinaan, yakni pembinaan spritual, kedisiplinan dan fisik.

“Pembinaan spritual difokuskan kepada mereka untuk menyadari akan kesalahannya sehingga mereka dapat bertobat. Pembinaan kedisiplinan diarahkan kepada mereka tentang tanggung jawab terhadap hidupnya sehingga terhindar dari masalah-masalah sosial. Sementara pembinaan fisik diutamakan untuk membuka mindset mereka akan solusi memecahkan masalah,” tuturnya. (azhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *