Ferdian: Kasus Pemukulan Mahasiswa Baru di UIN STS Jambi Harus Diproses

JAMBI I Kabardaerah.com — Pasca terjadi aksi premanisme yang dilakukan oleh puluhan oknum panitia Pengenalan Budaya Akademis Kampus (PBAK) Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi, pada Senin lalu (20/8/2018) bakal berbuntut panjang.

Pasalnya, korban pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum panitia bernama Sofwan Hadi, seorang mahasiswa yang saat ini duduk di semester 5 UIN STS Jambi mengadukan persoalan yang menimpa dirinya kepada kuasa hukumnya, Ferdian.

Menurut Ferdian, dengan kejadian yang menimpa kliennya, pihak rektorat harus bisa beri sangsi tegas terhadap para pelaku.

“Hari ini kita masih lihat kampus yang terkesan dingin terhadap persoalan ini. Kita melihat kampus tidak ada progres pemberian sangsi atau tindakan lainnya atas pengeroyokan klien kita,” ujarnya, Kamis (23/8/2018).

Dia juga meminta selain memproses para pelaku pengeroyokan, kampus juga harus mampu berikan jaminan aman kepada korban agar dapat melakukan aktivitas pendidikan di kampus seperti biasa.

“Sampai sekarang belum ada pernyataan resmi kampus beri rasa aman kepada korban, kita tantang kampus ini,” tegas Ferdian.

Tidak itu saja, dirinya juga menyinggung adanya pernyataan dari salah seorang Rektor UIN STS Jambi yang menyerahkan proses tersebut ke penegak hukum. Baginya, hal itu tidak cukup sampai disitu, sebabnya kejadian tersebut berada didalam area kampus.

“Kampus punya sangsi sendiri, punya aturan tentang sangsi. Kalau proses hukum di kepolisian harus tetap,” tandasnya.

Sebelumnya, Sofwan Hadi bersama dua orang rekannya diketahui turut menyaksikan penyambutan mahasiswa baru UIN STS Jambi pada Senin lalu pada sesi pengenalan organisasi ekstra kampus.

Namun, tanpa dasar yang kuat, Sofwan Hadi dan dua rekannya tidak diizinkan untuk mendapat panggung perkenalan didepan ribuan mahasiswa baru.

Karena tidak diperkenankan, selanjutnya Sofwan Hadi mencoba membagikan brosur perkenalan organisasinya ke beberapa mahasiswa baru.

Ironisnya, niat ingin berbagi informasi tentang organisasinya, Hadi dan kawannya justru mendapat perlakuan premanisme dari puluhan oknum panitia.

Akibat kejadian ini, Sofwan Hadi diduga masih dalam keadaan trauma dan shok hingga belum bisa ditemui. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *