Dewan Pertimbangan MUI Keluarkan 5 Poin Ancaman Terhadap Bangsa

JAKARTA I Kabardaerah.com — Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Noor Ahmad menyampaikan sejumlah hasil rapat pleno ke-31 Dewan Pertimbangan MUI mengenai ancaman terhadap bangsa. Ada lima poin yang dihasilkan dari rapat tersebut.

Pertama kata Noor, merajalelanya dan merebaknya secara penetrative ke dalam tubuh bangsa pikiran-pikiran dan ideologi-ideologi yang bertentangan secara diametral dengan agama dan falsafah bangsa Pancasila.

“Diantara Ideologi-ideologi berbahaya tersebut adalah komunisme yang anti Tuhan dan agama yang terakhir ini mengemuka secara leluasa dalam kehidupan bangsa dan dalam berbagai penjelmaan atau manifestasinya,” kata Noor, di kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu, (26/9/2018).

Noor melanjutkan, selain itu yang mengancam bangsa adalah liberalisme paham kebebasan yang sangat bertentangan dengan agama, begitu pula radikalisme yang ekstrim baik atas dasar paham keagamaan maupun kepentingan ekonomi serta kepentingan politk.

“Kedua adanya sikap pembiaran dan pemaafan (permisifisme) terhadap isme isme di atas baik yang di tampilkan oleh warga masyarakat maupun oleh penyelenggara negara baik legislatif maupun eksekutif,” tuturnya.

Ketiga kata Noor, ancaman lain adalah adanya deviasi, distorsi, dan disorientasi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar Pancasila dan UUD 1945. Sebab Pancasila hanya diucapkan namun tidak di implementasikan.

“Keempat ancaman terhadap bangsa kami rasakan sebagai ancaman bagi umat Islam dan ancaman umat Islam sesungguhnya adalah ancaman terhadap eksistensi bangsa maka, kepada umat lslam diserukan untuk menunjukkan tanggungjawab dalam mengawal dan menghadapi ancaman terhadap bangsa,” paparnya.

Terakhir tambah Noor, untuk menghadapi ancaman tersebut di perlukan persatuan dan kebersamaan umat Islam dengan menegdepankan ukhuwah islamiyah.

“Menahan diri dan tidak menebar kebencian, menjadikan pemilu sebagai saran beradab untuk mengatasi ketidakadaban. Maka Pilpres jangan sampai terjebak pada ketidakadaban,” tukasnya.

[Okezone]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *