Sambut Rupiah Membaik, Usman Ermulan Desak Pemprov Jambi Beli Produk Dalam Negeri

Jambi I Kabardaerah.com — Mantan anggota DPR-RI Komisi Keuangan dari Jambi, Drs Usman Ermulan MM mempertanyakan meningkatnya impor daerah Provinsi Jambi pada bulan September 2018 lalu hingga mencapai 46,64 persen dibandingkan bulan sebelummya, yaitu dari 4,18 juta dolar AS pada bulan Agustus menjadi 6,12 juta dolar AS pada September 2018.

Menurutnya, dengan kondisi neraca berjalan negara saat ini sedang devisit, seharusnya pemerintah daerah mengurangi nilai impor.

“Seharusnya kita saat ini menggalakan nilai ekspor dari pada impor, karena supaya devisa masuk dalam upaya memperbaiki neraca berjalan Indonesia,” ujarnya, Rabu (14/11/2018).

Dia melihat, minggu kedua pada bulan November 2018 nilai rupiah sudah mulai membaik, diangka Rp14.785 per dollar atau menguat 0,14 persen, hal itu dikarenakan terjadinya peningkatan pada ekspor Indonesia.

Untuk itu, Anggota DPR yang pernah terlibat dalam penanganan krisis moneter pada pada masa pemerintah Soeharto, meminta kepada setiap daerah untuk membantu negara dalam memperbaiki devisit neraca berjalan.

“Jika tidak maka rupiah akan kembali melemah, apa lagi saat ini kondisi rupiah sudah mulai membaik terhadap dollar,” terangnya.

Untuk itu mantan Bupati Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabar) dua priode ini, mengimbau pemerintah daerah lebih baik membeli produk dalam negeri saja ketimbang harus impor.

Terkecuali, katanya, bahan yang diimpor tersebut merupakan bahan padat modal untuk kebutuhan membangun sebuah perusahaan sebagai upaya untuk menyerap tenaga kerja.

“Kalau hanya sekedar lipstik, baju yang diimpor lebih baik beli produk dalam negeri, kecuali untuk bangun pabrik nggak apa-apa sebagai nyerap tenaga kerja. Istilahnya bahan padat modal,” ungkap Usman.

Untuk itu Ketua HKTI Jambi ini meminta kepada pihak Bea Cukai sebagai unjung tombak menteri keuangan di daerah untuk menjelaskan secara rinci barang apa saja yang diimpor oleh Pemerintah Daerah Jambi.

“Sedangkan kita saat ini mengalami devisit neraca berjalan, seharusnya kita menekan nilai impor tersebut,” imbuhnya.

Sementara, data yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi Jambi, kenaikan impor itu dipicu oleh naiknya nilai impor pada seluruh kelompok kecuali kelompok mesin dan alat angkutan yang turun sebesar 55,12 persen.

Periode September 2018, impor kelompok mesin dan alat angkutan memberikan kontribusinya 39,28 persen dari total impor diikuti peran kelompok hasil industri dan lainnya, yaitu sebesar 37,14 persen.

Kemudian impor dari kelompok bahan kimia dan sejenisnya yang memberikan kontribusi sebesar 20,19 persen. Untuk kelompok komoditi makanan dan sejenisnya berperan sebesar 3,27 persen dan kelompok komoditi karet dan sejenisnya hanya berperan 0,12 persen.

Penulis: Budi Harto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *