Luar Biasa, Ada Putra Batanghari Raih Beasiswa Kuliah di Mesir

BATANGHARI I Kabardaerah.com — Universitas Al-Azhar, adalah salah satu pusat utama pendidikan sastra Arab dan pengkajian Islam Sunni di dunia dan merupakan universitas pemberi gelar tertua kedua di dunia. Universitas ini berhubungan dengan masjid Al-Azhar di wilayah Kairo Kuno.

Memang universitas ini banyak diminati oleh umat Islam seluruh dunia untuk menimba ilmu agama disana.

Terbukti ribuan alumni jebolan dari Al Azhar menjadi orang hebat dan pengaruh terutama dalam kanca ilmu pengetahuan agama yang cukup tinggi.

Mendengar nama Al – Azhar tentu sangat tidak asing di telinga kita, rasanya setiap yang mendengar tentu ingin menginjakkan kakinya di bumi para nabi tersebut, tempat dimana ulama ulama dilahirkan, seperti Ibn kholdun, Imam as-Suyuthi, Ibn Hajar al-Asqolany, imam al Bajuri, Sayyid Muhammad ‘Alawy, Sayyid Romadhon albuthi, Syekh Mutawalli sya’rowi, dan di indonesia seperti Abdurrahman Wahid, Dr. Quraisy Shihab, Tuan Guru Bajang (TGB) dan Ustdz Abdul Somad.

Namun, sangat tidak di bayangkan seorang anak yang bukan berasal dari kalangan pejabat, apalagi kolongmerat, Raden Irwansyah yang merupakan pria kelahiran Desa Bajubang Laut, 20 Desember 1996 hanyalah seorang anak penjual ikan, pemuda yang akrab disapa Irawan ini buah pasangan dari H Raden Sarpudin dan Hj Yusnizar yang bertempat tinggal di RT.01 Desa Bajubang Laut, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Dengan tekad yang kuat, dirinya berhasil menjadi salah satu utusan mahasiswa yang terpilih dalam jalur prestasi lewat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo Mesir.

Kepada media ini Irawan menceritakan sekelumit cerita perjuangannya untuk memasuki universitas agama terkemuka di dunia itu, bahkan negara tersebut menjadi tempat rujukan umat islam diseluruh Dunia.

Pada beberapa tahun silam, tak pernah terbayangkan olehnya akan menginjakkan kaki di bumi para nabi itu, tentu dengan melewati proses yang panjang, mulai dari tahap tes pertama dari dosen dosen alumni al-Azhar, yang waktu itu bertempat di UIN Suska Provinsi Riau, setelah lulus tahap pertama dirinya melanjutkan tes yang bertempat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015 silam.

“Qodarullah, dari sekitar dua ribu lebih yang ikut tes ke alAzhar, cuma sekitar 400 yang lolos, dan alhamdulillah saya termasuk dari 400 orang itu,” tutur Irawan.

Lanjut Irawan, atas prestasi tersebut Universitas al-Azhar pun membebaskan biaya para santri nya, mulai dari awal masuk kuliah sampai selesai terkecuali diktat kuliah yang memang harus dibeli sendiri.

Dan bagi yang berprestasi dengan nilai yang baik di Al-Azhar, bisa memperoleh beasiswa, mulai dari lembaga al-Azhar, Bayt Zakat (Kuwait) dan WAMY (Saudi Arabia) dengan mendapatkan nilai yang baik dari al-Azhar, tentu mendapatkan apresiasi dari pihak KBRI Kairo dan mendapatkan beasiswa penuh dari Bayt Zakat (Kuwait) sebesar 4.700 pound per 4 bulan atau 1 juta rupiah perbulannya.

“Alhamdulillah dengan beasiswa itu, tidak membebankan orang tua lagi untuk biaya hidup selama kuliah di Mesir ini,” ungkapnya

Sejak kecil Irawan sudah mempelajari ilmu agama, dari mulai tingkat SMP dan SMA dirinya belajar di Pesantren Sa’adatuddaren, Jambi.

“Saya belajar di pesantren selama enam tahun tiga bulan, dan mengabdi lagi satu tahun, jadi selama tujuh tahun saya di pesantren,” terangnya.

Irawan pun berharap kepada generasi umat islam khususnya para pemuda, agar tetap menjadi benteng islam yang tangguh, pemuda islam yang menjaga sholat di masjid, pemuda islam yang gemar membaca Al-Quran.

“Sesungguhnya ditangan generesi mudalah, letak nasib suatu bangsa, jika pemudanya kuat maka kuat lah suatu bangsa itu,” pesan Irwansyah. (brata)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *