Dua Desa di Muarojambi di Teror Harimau, Warga Mulai Takut Beraktivitas

JAMBI.KABARDAERAH.COM — Dua warga di desa Kabupaten Muarojambi, Jambi, yakni di Desa Sogo dan Seponjen mulai resah dan was-was. Pasalnya, warga melihat adanya penampakan dua Harimau Sumatera. Bahkan, jejak telapak kakinya masih belum hilang.

Kepala Desa Seponjen Budiman mengakui, sudah sejak dua bulan ini warga di dua desa tersebut sudah mulai resah dan ketar-ketir

“Warga sudah heboh dan mulai was-was dengan adanya penampakan harimau masuk ke belakang pemukiman masyarakat. Alirannya, yaitu mulai dari Desa Sogo dan Desa Seponjen,” ungkapnya.

Namun, dia menambahkan bahwa Senin (24/1) malam lalu ada warga yang memberi informasi melalui pesan WhatsApp telah menemukan telapak kaki harimau lagi.

“Bos aku cuman ngasi info ada jejak harimau tadi malam di dekat dusun Seponjen seberang tdk jauh pondok pesantren,” tulis pesan singkatnya di WA Budiman.

Diakuinya, sejak si Belang menampakkan diri sekitar dua bulan lalu, pihaknya sudah melakukan pencegahan dengan memasang perangkap.

“Warga sudah pasang perangkap di Desa Sogo, namun sampai hari ini belum ada yang dapat,” tuturnya.

Menurutnya, selain menemukan pijakan kaki harimau di tempat rumah warga, karyawan PT Wahana Seponjen Indah (WSI) juga pernah melihatnya.

“Jumlahnya itu ada dua ekor, satu besar dan satunya kecil. Apakah yang besar itu induknya atau bapaknya dan kecil anaknya, kita belum tahu,” imbuh Budiman.

Akibat dari kejadian tersebut, aktivitas warga selain resah juga mulai berubah.

“Kalau warga yang jelas resah, pertama itu warga tidak bisa beraktivitas seperti biasa yang bekerja di perusahaan. Jadi, mereka was-was. Karena harimau tersebut sering berkeliaran di lokasi perusahaan atau di belakang perkebunan warga,” jelasnya.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Kades Seponjen merubah waktu kerja warganya.

“Waktunya yang berubah, yang biasanya pergi kerja pagi-pagi, sekarang ini minimal itu jam delapan baru mulai kerja, kalau pulang sorenya jam 04.00 WIB sudah pulang,” tuturnya.

Dia menambahkan, biasanya itu jam setengah tujuh atau jam 06.00 WIB pagi itu masyarakat sudah pergi di kebun. “Karena untuk musim harimau seperti sekarang ini, sudah gak berani lagi. Mereka ini nunggu matahari bersinar, baru bisa ke kebun. Itu pun dak berani dewekan (sendiri) harus ada kawan-kawan,” kata Budiman.

Pihaknya, tidak menginginkan ada warga mengganggu aktivitas dari harimau itu. “Kan harimau pagi-pagi itu biasanya masih keluyuran, tapi kalau udah siang biasanya sudah tidur.”

Kejadian ini, sambungnya, sudah dilaporkan ke pihak BKSDA Jambi kurang lebih 1 bulan yang lalu. “Saat itu, kita laporkan namun itu masih di wilayah Sogo. Nah, sekarang ini berdasarkan laporan dari warga sudah di PT WSI berdiamnya”.

“Untuk pemasangan perangkap itu di Desa Sogo, di PT BBS (Bukit Bintang Sawit),” pungkas Budiman.

Terpisah, Aris salah seorang warga menduga penampakan dua Harimau Sumatera tersebut setelah habitatnya, berupa babi hutan sudah tidak ada lagi.

“Dari informasi yang didapat, makanannya tersebut banyak yang mati terkena virus Afrika,” ujarnya.

Dia berharap ada tindakan dari pihak terkait. “Warga saat ini sudah ketar-ketir, takut mau beraktivitas,” katanya.

(azhari)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *